Sukses

Jokowi Curiga Ada Permainan di Balik Kenaikan Harga Daging Sapi

Presiden Jokowi mengancam pihak yang membuat harga daging sapi melonjak di pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mencurigai ada permainan yang membuat harga daging sapi melonjak. Hal itu akan membuat pemerintah mengimpor daging sapi.

Pemerintah pun berencana impor daging sapi untuk mengantisipasi kelangkaan daging di pasar.  "Sebentar lagi akan kami datangkan. Sudah ada yang murah," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menghadiri acara pelantikan pengurus DPP Partai Bulan Bintang di Jakarta, seperti ditulis Selasa (11/8/2015).

Jokowi mencurigai ada permainan sehingga membuat harga daging sapi melonjak. Kenaikan harga daging sapi akan membuat pemerintah mengimpor daging.

"Ini baru dicari (ada pihak bermain). Pertanyaan saya kalau kita impor banyak, harga daging bisa turun menjadi Rp 100 ribu atau Rp 90 ribu tidak?. Saya ingin bandingkan harga di negara lain, bisa Rp 50 ribu atau Rp 45 ribu," ujar Jokowi.

Jokowi pun menegaskan, bila saat impor nanti harga daging sapi tetap tinggi maka pemerintah akan mengambil alih dengan membeli langsung daging sapi di pasar.

"Kenapa sudah impor, harganya masih tinggi, apa jalan keluarnya? Ya nanti saya akan beli langsung. Pemerintah akan beli langsung untuk membuktikan kalau harga daging itu bisa lebih murah," kata Jokowi.

Jokowi pun ancam akan mencari siapa pihak yang dimaksud menjadi pemain sehingga membuat harga daging sapi melonjak tajam. Ia mengingatkan ada hukuman cukup berat bila terungkap siapa pihak yang dimaksud. "Ada Undang-undang pangan, jadi hati-hati," tutur Jokowi.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan penjualan daging sapi turun mencapai 30-40 persen. Ini karena daya beli masyarakat yang juga rendah akibat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga rendah.

Dia berharap pemerintah segera mengambil solusi yang tepat untuk memastikan pasokan daging ke pasar lancar sehingga harga stabil dan omzet padagang normal seperti biasa.

Sebab dia khawatir gejolak harga ini akan berkepanjangan dan menimbulkan ketidakpastian bagi pedagang, masyarakat dan dunia usaha.

"Semua kuncinya ada di tangan pemerintah, Kementerian Pertanian dan Perdagangan, kalau memang kita memiliki sapi lokal ya silahkan digelontorkan ke pasar, jika tidak ada ya harus dicari solusinya,"‎ kata Sarman yang juga sebagai Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya.

Sarman menjelaskan, kebutuhan daging sapi diperkirakan mencapai 640 ribu ton pada 2015, naik sekitar 8,5 persen dari tahun lalu sebesar 590 ribu ton. Pasokan bersumber dari daging lokal dan impor. Khusus untuk daging impor terdiri dari 40 persen daging sapi beku dan 60 persen sapi hidup. Khusus untuk kebutuhan daging di Jakarta, Sarman menuturkan sepenuhnya dipasok dari luar Jakarta baik daging lokal maupun impor‎.

Untuk diketahui, pedagang daging mengeluhkan tingginya harga daging sapi yang sudah menembus Rp 130 ribu per kilogram (kg). Bahkan harga daging sapi tinggi membuat penjualan pedagang susut hingga 40 persen. Mereka pun melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes. (Luqman R /Ahm)