Liputan6.com, Jakarta - Kecanggihan teknologi tak menjamin seseorang bebas dari jerat kejahatan. Seperti di sektor perbankan. Meski telah dibalut sistem teknologi sedemikian rumit, masih ada saja orang yang mampu membobol sistem perbankan, demi kepuasan materi maupun kesenangan semata.
Apalagi di era digital di mana transaksi perbankan bisa dengan mudah dilakukan secara elektronik. Perbankan pun selalu mewanti nasabahnya agar berhati-hati dengan transaksi yang mereka lakukan karena aksi fraud masih mungkin terjadi dan uang bisa melayang setiap saat. Maklum, gara-gara fraud pun terkadang membuat sengketa antara nasabah dan pihak bank.
Berikut beberapa insiden fraud perbankan yang sempat terungkap dan melanda bank besar di Indonesia, seperti dirangkum Liputan6.com, Rabu (12/8/2015):
Advertisement
Â
Lapor Uang Hilang, Ditransfer Rp 100 Triliun
Aksi kecurangan (fraud) transaksi perbankan yang masih hangat diperbincangkan menimpa Firdaus, pria asal Bengkulu. Awalnya dia hanya melaporkan kehilangan uang sebesar Rp 49 juta dari rekening Bank Mandiri miliknya.
"Saya biasa bertransaksi melalui sms banking dan saat cek saldo, uang saya berkurang Rp 49 juta," kata Firdaus.
Ia mengatakan, hilangnya uang dari rekening tabungan terjadi pada 15 Juni. Saat itu melakukan transaksi non tunai yakni mentransfer dana sebesar Rp 8 juta.
Setelah transaksi, ia justru mendapat laporan keberadaan arus transaksi dari rekeningnya ke rekening bank lain yakni BTN sebesar Rp 49 juta. Dana tersebut dikirim ke seseorang pemilik rekening BTN bernama Ristomatila yang berdomisili di Bali.Â
Mengetahui kejanggalan tersebut, Firdaus langsung menghubungi pihak bank Mandiri dan melaporkan kejadian itu. Memang usai melaporkan kejadian tersebut, dana sebesar Rp 49 juta kembali masuk ke rekeningnya. Namun sayang, dana tersebut tak bisa ditarik.
Keganjilan terjadi saat memeriksa saldo melalui sms banking, Firdaus justru menemukan dana sebesar Rp 100 triliun masuk dalam rekeningnya.
"Saya langsung telepon lagi pusat layanan pelanggan dan melaporkan adanya saldo mencapai Rp 100 triliun dan pihak bank langsung menonaktifkan sementara rekening saya," dia menguraikan.
Firdaus kemudian memperlihatkan selembar kertas berisi informasi saldo sebesar Rp 100 triliun dalam rekening tabungan yang sempat dicetaknya.
Hal mengejutkan selanjutnya, Firdaus justru kehilangan kembali uang yang sebesar Rp 49 juta, demikian pula dengan dana Rp 100 triliun tersebut.
Kasus ini pun sudah dilaporkan ke pihak bank, yang ternyata tidak bersedia mengganti dana yang hilang itu kembali. Akhirnya, dia melaporkan hal ini kepada Polda Bengkulu.
Menanggapi ini, manajemen Bank Mandiri mengklaim, nasabah tersebut tidak memberikan informasi yang benar. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas menjelaskan perseroan telah menerima pengaduan dari salah satu nasabah tersebut yaitu Firdaus atas transaksi transfer sebesar Rp 49.157.889.
"Kami telah melakukan penelusuran atas pengaduan tersebut. Dari hal itu, kami mendapati Bapak Firdaus terindikasi menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan mencuri data-data nasabah melalui virus yang disebarkan ke komputer milik yang bersangkutan," tutur Rohan.
Advertisement
Hilang Rp 49 Juta Saat Transaksi M-Banking
Kasus serupa juga dialami Seprialdi, yang juga warga Bengkulu. Dia mengaku kehilangan dana sebesar Rp 49 juta dari rekening tabungannya pada 29 Juni 2015.
"Saya langsung menghubungi Mandiri pusat dan mereka berjanji menyelesaikan masalah ini hingga 6 Agustus, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan," katanya.
Berkurangnya saldo tabungan itu saat dia melakukan transaksi melalui M-Banking, saat itu dia melakukan transfer sebesar Rp 10 juta tetapi terhambat sehingga harus melakukan transfer ulang. Dia lalu kembali mentransfer lagi dengan tujuan dan nilai yang sama dan berhasil.
Tetapi ketika dicek, ternyata saldo awal Rp 65 juta berkurang banyak dan menyisakan angka Rp 6 juta saja. dan pada buku tabungan saat dilakukan print out tertera angka 54 sebagai bukti transaksi via mesin ATM, padahal dirinya tidak pernah melakukan transaksi ATM apalagi dalam jumlah yang sangat besar.
Dia lalu mengajukan keberatan kepada Bank Mandiri Cabang Bengkulu dan ditunggu hingga 20 hari. Saat dia mendatangi Bank yang terletak di Jalan S Parman Kota Bengkulu, mereka meminta waktu 7 hari lagi karena masalah tersebut sudah ditangani oleh kantor pusat Jakarta.
"Saya ditelpon oleh pihak yang mengaku orang dari kantor pusat Bank Mandiri Jakarta bernama Maria, dan kembali meminta waktu 7 hari lagi sebab kata dia prosedur transfer saya sudah benar dan kesalahan ada di mereka, uang saya setelah mereka lacak singgah di Bank Sinar Mas Cabang Bali, hari ini sudah lewat 7 hari itu, tetapi belum juga ada jawaban," lanjut dia.
Uang Hilang Saat Transaksi ATM
Pencurian uang nasabah lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kembali terjadi. Hilangnya dana tersebut menimpa salah satu nasabah PT Bank Mandiri Tbk. Neng Dara Affiah mempertanyakan raibnya dana sekitar Rp 10 juta di rekening Bank Mandiri.
Nong, adik Neng Dara menceritakan peristiwa tersebut terjadi dua minggu sebelum Lebaran tahun ini, kakaknya Neng Dara mengambil dana sekitar Rp 1 juta di salah satu minimarket di kecamatan Labuhan, Pandeglang, Banten.
Neng Dara mengambil uang di ATM bank Mandiri yang berada di minimarket. Ketika telah melakukan transaksi dan memasukkan pin ATM, dana yang diinginkan tidak keluar. Kemudian ada lelaki yang di belakang Neng berkata untuk tekan clear.
"Kakak saya spontan bilang tidak bisa ATM-nya. Telah melakukan transaksi masukkan nomor PIN, tetapi dananya tidak keluar. Lalu ada laki-laki yang ikut mengantre. Laki-laki itu bilang tekan clear saja. Kakak saya pikir laki-laki ini juga ikut antrean di ATM, dan tak bermaksud apa-apa. Lalu tekan clear, dan kartu ATM keluar," ujar Nong, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (11/8/2015).
Ia melanjutkan, setelah mengalami gagal transaksi di ATM itu, kakaknya Neng Dara belum menyadari kalau yang dipegangnya bukan kartu ATM miliknya. Kemudian Neng Dara pergi ke bank Mandiri cabang Labuhan untuk menanyakan gagal transaksi di ATM.
"Setelah dicek oleh petugas Bank Mandiri ternyata kartu milik orang lain atas nama laki-laki kalau tidak salah Faturrahman. Saldo di rekening tabungannya disisakan Rp 130 ribu," tutur Nong.
"Kakak saya tidak terima karena tidak pernah melakukan transaksi apa pun. Lalu dilakukan pengecekan rekening koran ternyata tiga kali transfer ke BCA, dan ada transaksi tunai," tambah Nong.
Nong menuturkan, Bank Mandiri pun tidak dapat berbuat apa-apa. Menurut Nong, Bank Mandiri menilai transaksi itu karena keteledoran nasabah. "Bank Mandiri juga minta untuk melapor ke polisi. Kakak saya langsung melapor kepada pihak kepolisian Labuhan. Dari pihak polisi belum ada kejelasan," kata Nong.Â
Advertisement
Uang Lenyap Saat Cek Saldo
Kejadian serupa pernah berlangsung pada akhir 2014. Beberapa nasabah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melontarkan keluhan kepada bank swasta terbesar di Indonesia tersebut karena ada kejanggalan yang terjadi dalam rekening mereka pada 9 Desember 2014).
Seperti cerita salah seorang nasabah Bank BCA, Audita Atmadilaga. Wanita ini merasa kaget saat mengecek saldo rekening BCA pada sore ini. Bagaimana tidak, saldo di rekening tabungannya berkurang hingga Rp 8 juta.
"Tadi sore jam 3 saya cek saldo di rekening saya, ternyata saldonya berkurang Rp 8 juta padahal saya tidak melakukan transaksi apapun," kata Audi saat berbincang dengan Liputan6.com.
Kala itu, saat mengetahui saldo tabungannya berkurang, Audi lantas langsung menelepon call center BCA. Namun sayangnya, call center yang dihubunginya sibuk meski sudah dihubungi berkali-kali.
Audi merasa khawatir uang itu benar-benar raib. Pasalnya, uang yang hilang itu ada uang kantor yang akan digunakannya untuk menyelenggarakan suatu acara.Â
Rina Arianti, salah seorang nasabah BCA lain juga mengalami hal yang sama. Saat melakukan pengecekan pulsa di ATM, rekeningnya berkurang. Meskipun jumlahnya tak besar, tetapi ia tetap menginginkan simpanannya tersebut bisa kembali seperti semula.Â
Perihal ini, saat itu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengakui ada masalah teknis yang terjadi dalam sistemnya sehingga mengakibatkan saldo di rekening nasabah mengalami perubahan, ada yang bertambah tetapi banyak juga yang berkurang.
Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati menjelaskan, telah terjadinya masalah teknis pada saat pemrosesan transaksi akhir hari tanggal 8 Desember 2014. Masalah tersebut membuat atau mengakibatkan pemrosesan transaksi tertunda. (Nrm/Ndw)
Â