Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah mengebut proses pembangunan kereta cepat (High Speed Railways/HSR) alias Shinkansen Jakarta-Bandung. Pihak China sebagai salah satu pihak yang mengajukan proposal pembangunan, menyanggupi pembangunan proyek tersebut bisa dimulai September ini. Lalu berapa harga tiket untuk bisa menaiki kereta Shinkansen dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya?
Saat ditanyakan perihal harga tiket kereta cepat, Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengaku belum mengetahuinya. "Soal tiket belum sampai ke sana," tegas dia di kantornya, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Andrinof menegaskan, moda transportasi massal kereta cepat ini bukan seperti kereta api Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang harganya terjangkau serta ada subsidi pemerintah.
"Ini kan sama dengan fasilitas kelas komersial, ini bukan kereta Jabodetabek. Ini sama seperti kelas orang naik pesawat terbang," ucapnya.
Andrinof mengaku, kebutuhan anggaran pembangunan kereta cepat Shinkansen sebesar US$ 5,5 miliar. Jika diitung menggunakan kurs rupiah 13.500 per dolar AS, maka investasinya ditaksir sekira Rp 74,25 triliun. "Nilai investasinya US$ 5,5 miliar. Itu untuk membangun HSR," ujar dia.
Dirinya menuturkan bahwa perhitungan anggaran tersebut murni tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya pemerintah pun berharap agar megaproyek tersebut tidak menyedot uang negara.
"Sama sekali enggak pakai APBN, kita mau menjadikan pengalaman yang sudah-sudah," tambah dia.
Dikatakan Andrinof, China sanggup membangun kereta cepat dari Bandung ke Halim, lanjut ke Gambir. "Kita minta stasiunnya di dalam kota, bukan di pinggiran kota. Kalau di pinggiran kota, nanti habis waktunya 1-2 jam," jelasnya. (Fik/Gdn)
Kepala Bappenas: Jangan Samakan Harga Tiket Shinkansen dengan KRL
Kebutuhan anggaran pembangunan kereta cepat Shinkansen sebesar US$ 5,5 miliar.
Advertisement