Sukses

Sambutan Pertama Jadi Menko, Darmin Beberkan Kondisi Ekonomi RI

Darmin Nasution membandingkan kondisi perekonomian saat ini dengan situasi era orde lama di periode 1983 dan 1994-1995.

Liputan6.com, Jakarta - Saat sambutan pertamanya menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution membandingkan kondisi perekonomian saat ini dengan situasi era orde lama di periode 1983 dan 1994-1995. Indonesia mencatatkan defisit transaksi berjalan cukup tinggi dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mengantarkan negara ini pada badai krisis.

Darmin menceritakan, ekonomi Indonesia sejak zaman Presiden ke-2 Soeharto menorehkan pertumbuhan ekonomi sangat bagus di kisaran 7 persen-8 persen, bahkan lebih. Namun disayangkan neraca transaksi berjalan Indonesia selalu hampir defisit.

"Defisit tidak banyak, paling 0,6 persen atau 0,7 persen terhadap PDB. Ini dianggap defisit ringan yang tidak berisiko," ujar dia saat memberi sambutan di acara Sertijab Menko Perekonomian di kantornya, Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Tidak berhenti sampai di situ, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu mengatakan, Indonesia pernah dua kali mengalami lonjakan defisit transaksi berjalan di tahun 1983 dan periode 1994-1995. Pada 1983, pemerintah melakukan perombakan besar-besaran yang berorientasi dari ke dalam menjadi ke luar. Dan defisit menyempit dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

"Tapi di periode 1994-1995, datang lagi seperti 1983 di mana defisit transaksi berjalan tembus 3,5 persen dari PDB. Sayangnya tidak bisa bangkit, sudah diobati tidak bisa, maka datang dan kena krisis 1998," terang Darmin.

Melihat kondisi saat ini, dia bilang berbeda dengan situasi dulu karena gejolak ekonomi semakin kencang. Meski demikian, Darmin memastikan sekarang ini Indonesia masih jauh dari krisis.

"Walaupun sekarang jauh dari krisis, kita mengalami situasi ekonomi yang tidak begitu nyaman. Makanya terjadi fluktuasi kurs," paparnya.

Darmin yakin akan dibantu tim Kemenko Perekonomian yang solid dan berkinerja baik. Sehingga segala tugas dan target yang diberikan oleh Presiden Jokowi dapat tercapai. (Fik/Ndw)