Liputan6.com, Jakarta Perekonomian global dan Indonesia yang tengah bergejolak memicu kekhawatiran terhadap kondisi perbankan nasional. Sepanjang semester I 2015, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menutup dua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sumatera dan Jawa Tengah (Jateng) dengan alasan berbeda.
Ketua Dewan Komisioner LPS, C Heru Budiargo menegaskan kelangsungan bisnis perbankan nasional secara keseluruhan dalam keadaan baik, meski untuk bank-bank tertentu ada tekanan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) dan tekanan profitabilitas.
Baca Juga
"Saat ini sudah konfirmasi tidak ada bank yang ditutup atau terancam ditutup atau terancam gagal," ucap dia saat Konferensi Pers FKSSK di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Advertisement
Heru menuturkan, LPS telah menutup dua BPR sepanjang semester I 2015. Satu BPR di Sumatera ditutup pada kuartal I ini dan satu lagi BPR di Jawa Tengah di kuartal II. Bank tersebut mempunyai aset kurang dari Rp 10 miliar.
"Tapi itu kasusnya bukan karena ekonomi tapi moral hazard internal. Karena secara keseluruhan tidak ada yang bergejolak di perbankan," kata Heru.
Hal itu terbukti dari hasil stress test atau uji ketahanan menggunakan asumsi kurs rupiah yang lebih buruk. "Kalau dari kualitas industri dan individual perbankan, tidak ada gejala yang mengkhawatirkan walaupun diakui ada tekanan," pungkas Heru. (Fik/Ahm)