Sukses

Menko Maritim: Tak Ada Beking di Proyek Kereta Cepat

China dan Jepang kini tengah gencar melobi Indonesia memakai teknologi kereta cepat mereka.

Liputan6.com, Jakarta- Proyek kereta cepat yang sedang digadang-gadang Indonesia menarik minat banyak negara untuk terlibat di dalamnya. Seperti China dan Jepang yang kini tengah gencar melobi Indonesia memakai teknologi kereta cepat mereka. 

Terkait ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menegaskan, Indonesia akan membuat keputusan terbaik pada proyek tersebut. Pasalnya, proyek besar kerap dimanfaatkan oknum untuk mereguk keuntungan.

"Saya nggak peduli backing-nya siapa. Memang ada pejabat yang bisnis, kita putuskan yang terbaik," kata dia di Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Dia mengatakan, saat ini negara seperti Jepang dan China telah pasang kuda-kuda untuk pembangunan kereta cepat. Pemerintah pun harus memilih mitra yang tepat untuk menggarap proyek tersebut.

"Banyak yang mau memberikan pinjaman untuk infrastruktur. Jepang tawarkan kereta cepat Jakarta-Bandung hanya 36 menit. China nggak mau kalah tawarin yang sama. Kita harus cari model sistem international competition. Kita adu Jepang, China kalau perlu Jerman untuk mencari yang terbaik," jelasnya.

Pada kesempatan terpisah, Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng mengatakan proposal studi kelayakan (feasibility study) kereta cepat telah diserahkan kepada pemerintah Indonesia.

"Antara Indonesia-China sudah ada pembicaraan intensif soal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. China akan jadi mitra kerja sama bagi Indonesia yang terbaik," jelas dia.

Dia menjelaskan, China ingin membangun kereta dengan kecepatan 350 km per jam untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan kata lain, jarak antara Jakarta-Bandung bisa ditempuh hanya dalam 36 menit.

"Kereta cepat ini memiliki kecepatan 350 km per jam. Dengan kereta cepat ini, hubungan pusat kota Jakarta-Bandung membutuhkan waktu 36 menit. Sehingga tercipta keuntungan dalam satu kota bisa menempuh waktu singkat," lanjut dia.

Dengan demikian, lanjut Xie Feng, maka para pekerja di Jakarta tidak perlu lagi tinggal di ibu kota, melainkan bisa tinggal di Bandung dan berangkat kerja dengan memanfaatkan kereta cepat.

"Kalau ini dibangun mimpi pekerja Jakarta untuk bisa tinggal di Bandung bisa terealisasi. Begitu juga sebaliknya. Ini karena tidak memakan waktu yang lama," tandas dia.(Amd/Nrm)