Sukses

Ganti Menteri Tak Bisa Dorong Ekonomi RI Tumbuh 5%

Setidaknya pada sisa tahun ini, para menteri baru bisa mulai memperbaiki kondisi ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan perombakan pada tim ekonomi dalam kabinetnya, namun hal ini dinilai tidak akan banyak membantu dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani mengatakan, dengan sisa waktu yang kurang dari lima bulan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan hanya akan berada di bawah 5 persen.

"Pasti di bawah 5 persen atau kalau 5 persen saja sudah bagus. Karena tinggal 4,5 bulan, ini berat," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Meski demikian, Haryadi menilai tim ekonomi baru ini harus tetap optimistis. Setidaknya pada sisa tahun ini, para menteri baru bisa mulai memperbaiki kondisi ekonomi sehingga pada awal tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dipacu dengan maksimal.

"Menjadi sangat penting bagaimana caranya supaya kondisi tidak ebih parah lagi, rupiah tidak lebih lemah, daya beli masyarakat tidak turun lagi. Kita harus amankan pasar dalam negeri," kata dia.

Dengan level rupiah seperti saat ini, lanjuut Haryadi, pemerintah harus bisa meyakinkan pasar bahwa dalam waktu dekat rupiah bisa terkoreksi membaik sehingga investor tidak takut untuk menanamkan modalnya dan berbisnis di Indonesia. Ini dinilai akan menjadi modal yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.

"Tetapi kita harus optimistis, tetapi harus kerja keras, waktu kita tinggal 4,5 bulan lagi. Tidak hanya pemerintah, swasta juga harus dukung. Rupiah juga sedang seperti ini. Kita harus bisa meyakinkan market bahwa jangan sampai orang panik dengan kondisi rupiah sheingga menurunkan kepercayaan pada rupiah. Jangan sampai orang mengkonversi rupiahnya ke dolar. Kalau panik bisa lebih parah, yang tadinya bukan problem bisa jadi problem," tandasnya.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi telah mengumumkan reshuffle atau perombakan kabinet di Istana Negara. Ada 6 anggota Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK yang diganti oleh pria bernama lengkap Joko Widodo itu.

Dalam keputusan yang dibacakan di Istana Negara, Rabu (12/8/2015), Presiden Jokowi memberhentikan 5 menteri. Mereka adalah Menteri Koordinator Perekomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno, ‎Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Presiden juga memberhentikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Presiden Jokowi lalu mengangkat Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Polhukam, Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, Sofyan Djalil sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan.

Presiden juga mengangkat Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet.

Jokowi pun langsung melantik menteri negara kabinet kerja sisa masa jabatan periode 2014-2019 di Istana. (Dny/Gdn)