Liputan6.com, New York - Harga emas beringsut turun di akhir pekan ini, di tengah ketidakpastian soal kenaikan suku bunga yang akan dilakukan Federal Reserve, apakah akan terjadi pada bulan depan.
Harga emas untuk pengiriman Desember, kontrak paling aktif diperdagangkan, ditutup turun 0,2 persen menjadi US$ 1.112,70 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange melansir laman Wall Street Journal.
Baca Juga
Suku bunga yang lebih tinggi dipandang sebagai berita buruk untuk emas, sebab logam mulia ini harus berjuang untuk bersaing dengan investasi yang memberikan imbal hasil (yield) ketika biaya pinjaman meningkat.
Advertisement
Demikian pula penguatan dolar membuat emas kurang menarik bagi investor asing, karena harga logam mulia ini menjadi kurang terjangkau ketika naik.
Beberapa pelaku pasar memperingatkan jika membeli logam mulia mungkin memiliki lebih banyak sisi negatifnya, setelah jatuh 7 persen dari posisi harga tertinggi di Juni.
"Data AS yang lebih baik dari sini akan membantu menjaga harga emas," kata Mike Dragosits, Ahli Strategi TD Securities, dalam sebuah catatan kepada investor.
Investor dikatakan akan tetap menutup mata di menit terakhir pada pertemuan The Fed, yang keluar minggu depan. Ini menjadi petunjuk tentang apakah bank sentral percaya pemulihan ekonomi AS cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga.
Harga emas telah rally ke level tertinggi dalam tiga minggu di awal pekan ini, karena beberapa investor bertaruh Fed lebih mungkin untuk menunggu setelah devaluasi mata uang China membuat mata uang dan ekuitas pasar bergolak.
Bank sentral mengatakan pada bulan Juli akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade tahun ini, jika pemulihan ekonomi AS terus berlanjut.(Nrm/Igw)
Â
Â
Â