Sukses

Konsultan Internasional Dipercaya Seleksi Proposal Kereta Cepat

Hingga saat ini hanya Jepang dan China yang telah menyampaikan proposal dan hasil studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek tersebut kep

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk menunjuk tim konsultan internasional guna memberikan masukan terkait proposal proyek pembangunan kereta cepat (high speed train/ST) dengan rute Jakarta-Bandung sepanjang 115 kilometer (km).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan, penunjukan konsultan internasional ini diharapkan akan memberikan masukan yang berimbang kepada pemerintah sebelum menentukan siapa yang akan membangun kereta cepat tersebut.

"Kita segera tunjuk konsultan independen, mereka konsultan internasional dari berbagai negara. Mereka akan memberikan pendapatnya, baru pemerintah memutuskan," ujar dia di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (15/8/2015).

Sofyan menjelaskan, hingga saat ini hanya Jepang dan China yang telah menyampaikan proposal dan hasil studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek tersebut kepada pemerintah.

Namun dia membantah bahwa akan mengandeng kedua negara tersebut secara sekaligus dalam pengerjaan proyek ini. "Masing-masing sudah submit proposal. Dari 11 (yang menyatakan ketertarikan) tinggal dua (China dan Jepang), kita akan lihat rekomendasi konsultan, dan selanjutnya pemerintah yang putuskan," tandanya.

Dalam penilaian proposal oleh kedua negara ini, pemerintah akan memberikan waktu dua pekan bagi tim konsultan tersebut untuk menyeleksi masing-masing proposal. Dengan demikian diharapkan pada akhir bulan ini pemerintah sudah biasa menentukan mitra proyek antara Jepang dan China.

Seperti diketahui, Jepang dan China hingga saat ini masih terus bersaing untuk dapat membangun kereta cepat di Indonesia. Sebagai bukti keseriusannya, China bahkan menggelar pameran kereta cepat di Main Atrium Senayan City mulai 13-16 Agustus 2015.

Chief Engineer China Railway Corporation, He Huawu mengatakan, jika secepatnya mendapat restu dari pemerintah Indonesia, maka pada bulan ini juga pihaknya siap untuk melakukan pemancangan tiang pertama (groundbreaking) proyek kereta cepat tersebut. "Kalau Agustus ini bisa groundbreaking, diperkirakan bisa rampung pada akhir 2018 atau awal 2019," kata dia.

He menjelaskan, ada banyak keuntungan yang bisa didapat dari pembangunan proyek ini. Salah satunya, proyek tersebut diperkirakan akan menyerap tenaga kerja mencapai 40 ribu orang per tahun selama masa konstruksi.

Selain itu, dengan adanya kereta cepat ini akan membantu mengurangi tingkat pencemaran lingkungan lantaran kereta ini menggunakan tenaga listrik yang ramah lingkungan.

"Ini akan mengurangi polusi dan hemat energi dan memperbaiki kondisi lingkungan di sekitar jalur kereta. Berdasarkan data dalam penyusunan FS (feasibility study), jika mulai beroperasi pada 2019 bisa menekan tingkat emisi karbon hingga 390 ribu ton. Jika pada 2013 bisa mencapai 630 ribu ton," jelasnya.

Dalam proyek ini, kereta tersebut akan rencananya akan berangkat dari beberapa stasiun kereta api yang telah ada seperti Gambir dan Manggarai. Selain itu juga akan berangkat dari daerah yang belum memiliki stasiun namun punya potensi penumpang yang banyak.

"Diantaranya Gambir sebagai stasiun umum dengan jumlah penumpang yang besar. Manggarai sebagai stasiun pusat di Jakarta, juga akan banyak penumpang. Halim, karena dekat dengan bandara dan akan ada LRT di masa depan. Ini juga tidak hanya Jakarta-Bandung atau tapi akan berhenti di stasiun ditengahnya atau Jakarta-Cikarang," ungkap He.

Jika telah beroperasi nanti, tarif kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibanderol dengan harga Rp 200 ribu per orang dengan waktu tempuh hanya 36 menit.

"Sekarang penduduk Jakarta begitu pesat, lebih dari 10 juta penduduk. Dengan adanya ini tidak hanya menyelesaikan permasalah angkutan Jakarta-Bandung tapi meringankan tekanan transportasi di kota Jakarta," tandas dia.(Dny/Nrm)