Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 48,2 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Uang negara itu akan disuntikkan ke beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satu penerima terbesar adalah PT PLN (Persero).
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani mengungkapkan, anggaran PMN tahun depan Rp 48,21 triliun turun 31,5 persen dibanding suntikan modal yang disiapkan dalam APBN Perubahan 2015 sebesar Rp 70,4 triliun.
Dalam RAPBN 2016, pemerintah mengalokasikan dana PMN terdiri atas, PMN untuk BUMN, PMN untuk organisasi atau lembaga keuangan internasional (LKI) dan PMN lainnya. PMN khusus BUMN dialokasikan sebesar Rp 39,42 triliun.
Advertisement
"Kebanyakan memang untuk melanjutkan yang eksisting. Dan hanya untuk penajaman saja. Kita kan mau evaluasi, dulu agak masif sekarang lebih targeted atau selektif," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/8/2015).
Askolani menjelaskan, PMN untuk perusahaan pelat merah terbesar dialokasikan ke PLN sebesar Rp 10 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Rp 5 triliun dan PT Hutama Karya (Persero) Rp 3 triliun.
"Kalau PLN untuk kebutuhan transmisi supaya bisa elektrifikasi mengingat kegiatan itu sudah tidak dilakukan Kementerian ESDM. Sedangkan Hutama Karya dan SMI supaya bisa mempercepat infrastruktur karena mereka ada penugasan," terang dia.
Adapun rincian PMN untuk BUMN sebesar Rp 39,42 triliun di RAPBN 2016, dalam bentuk tunai, antara lain:
1. Perum Bulog Rp 2 triliun
2. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Rp 500 miliar
3. PT SMI (Persero) Rp 5 triliun
4. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Rp 1 triliun
5. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Rp 1 triliun
6. PT Hutama Karya (Persero) Rp 3 triliun
7. PT Wijaya Karya Tbk Rp 3 triliun
8. PT Pembangunan Perumahan Tbk Rp 2 triliun
9. PT Angkasa Pura II (Persero) Rp 2 triliun
10. PT Jasa Marga Tbk Rp 1,25 triliun
11. PT PLN (Persero) Rp 10 triliun
12. PT Geo Dipa Energi (Persero) Rp 1,16 triliun
13. PT Krakatau Steel Tbk Rp 1,5 triliun
14. PT Industri Kereta Api (Persero) Rp 1 triliun
15. PT Barata Indonesia (Persero) Rp 500 miliar
16. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp 500 miliar
17. PT Askrindo (Persero) Rp 500 miliar
18. Perum Jamkrindo Rp 500 miliar
19. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Rp 500 miliar
PMN untuk BUMN yang diberikan secara non tunai, antara lain:
20. PT Perikanan Nusantara (Persero) Rp 29,4 miliar
21. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Rp 692,5 miliar
22. Perum Perumnas Rp 235,4 miliar
23. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Rp 564,8 miliar
24. PT Amarta Karya (Persero) Rp 32,1 miliar
25. PT Krakatau Steel Rp 956,5 miliar
(Fik/Ndw)