Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) ‎melaporkan lesunya kinerja ekspor dan impor periode Juli 2015. Realisasi ekspor dan impor pada bulan ketujuh ini terkoreksi cukup dalam akibat perlambatan ekonomi global. Demikian pula yang dikatakan Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro.
Bambang menyalahkan kondisi perekonomian global dan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebagai pemicu tertekannya kinerja ekspor serta impor di Juli 2015. "Berarti globalnya memang lagi lesu. Sedangkan kalau impornya pengaruh dari kurs," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/8/2015).
Menurutnya, pemerintah belum dapat memproyeksikan kinerja ekspor impor sampai akhir tahun. Sebab hal itu akan tercermin dalam realisasi pertumbuhan ekonomi. "Tapi kita kan sekarang tidak mengandalkan ekspor impor lagi. Kita berharap industri manufaktur tetap jalan dengan meningkatkan produksi dalam negeri," terang Bambang.
Dari data BPS, realisasi ekspor Juli tahun ini mencapai US$ 11,41 miliar atau anjlok 15,53 persen dibanding Juni 2015. Sementara dibandingkan Juli 2014 yang sebesar US$ 14,12 miliar, raihan ekspor bulan ketujuh ini merosot signifikan sebesar 19,23 persen.
"Penurunan ekspor biasa terjadi menjelang dan saat Lebaran, jadi ini musiman saja. Ini juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono.
Sepanjang Januari-Juli 2015, total ekspor susut 12,81 persen menjadi US$ 89,76 miliar secara year on year. Ekspor non migas mengalami pelemahan 7,55 persen sebesar US$ 78,37 miliar.
"Untuk kinerja ekspor sampai tahun ini, kita masih harap-harap cemas. Karena prospek ke depan melihat situasi global mengingat ada dampak dari kebijakan penyesuaian suku bunga acuan AS, dan depresiasi Yuan yang dikhawatirkan membuat barang China murah dan semakin banyak masuk ke Indonesia," terang Adi.
Dari sisi impor, kinerja impor Indonesia bulan ketujuh 2015 sebesar US$ 10,08 miliar atau anjlok 28,44 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibanding Juni 2015, impor Juli 2015 turun signifikan 22,36 persen. Berasal dari penurunan migas 10,99 persen dan impor non migas turun 25,18 persen. Total impor Januari-Juli 2015 mencapai US$ 84,03 miliar atau turun 19,23 persen.
"Faktor global mempengaruhi volume, terjadi penurunan harga jenis komoditas untuk ekspor seperti crude palm oil (CPO). Tapi kita masih bersyukur penurunan ekspor lebih lambat dari impor sehingga surplus neraca perdagangan meningkat," ujar Adi. (Fik/Gdn)
Ekspor Lesu, Menkeu Salahkan Ekonomi Global
Realisasi ekspor Juli tahun ini mencapai US$ 11,41 miliar atau anjlok 15,53 persen dibanding Juni 2015.
Advertisement