Liputan6.com, New York - Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menguat dan proyeksi turunnya stok minyak di negara konsumen terbesar di dunia tersebut
Dilansir dari Reuters, Rabu (19/8/2015), harga minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik US$ 75 sen menjadi US$ 42,62 per barel setelah rilis data perumahan AS pada Juli mencetak rekor tertinggi dalam delapan tahun.
Sementara harga minyak jenis Brent, yang jadi patokan harga global ditutup naik US$7 sen menjadi US$ 48,81 per barel, usai melemah selama tiga hari. Harga minyak Brent awalnya turun pada Selasa pagi setelah pasar saham di China, konsumen minyak nomor 2, terjun bebas.Â
Advertisement
American Petroleum Institute melaporkan setelah penutupan pasar bahwa ada penarikan 2,3 juta barel pada pekan lalu. Sebuah jajak pendapat Reuters analis memperkirakan adanya penurunan sekitar 800 ribu barel selama seminggu.
Data persediaan resmi akan dikeluarkan pada hari Rabu oleh Administrasi Informasi Energi AS.Â
Banyak pedagang minyak memposisikan diri untuk mencari keuntungan dari penurunan lebih lanjut. Mereka memborong minyak saat harga rendah kemudian menjualnya saat harga bangkit.
Harga minyak Brent dan WTI telah kehilangan lebih dari setengah nilai mereka dari tahun lalu. Keduanya sempat menguat pada awal tahun ini, tetapi kemudian terjungkal pada bulan Mei. (Ndw/Gdn)