Sukses

Toilet Jadi Penghambat Pertumbuhan Sektor Pariwisata

BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juni 2015 mencapai 815.100, turun 4,27 persen dibanding Juni 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/kepala Bappenas Sofyan Djalil mengungkapkan pemerintah perlu membuat kebijakan yang cepat dan tepat untuk mendorong pertumbuhan di sektor pariwisata. menurut Sofyan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar di sektor pariwisata namun sayangnya tidak dikembangkan secara maksimal. 

Sofyan melanjutkan, Indonesia sebenarnya bisa menciptakan tempat wisata seperti Maldives atau Maladewa. Alasannya, banyak wilayah di Indonesia yang bisa dikembangkan layaknya Maladewa. 

"Banyak orang mengatakan Indonesia punya lebih dari 100 Maldives. Itu sumber pariwisata yang cukup baik," kata dia di Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Namun sayangnya, untuk mendorong pertumbuhan pariwisata, ada persoalan sepele yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan juga msyarakat. Sebut saja, seperti adanya toilet atau WC yang bersih.  "Di beberapa wilayah itu ada guyonan yang menyatakan makan dulu jangan ke belakang dulu, kalau ke belakang dulu nanti tidak jadi makan," katanya.

Meskipun hanya guyonan, namun ungkapan tersebut cukup mengena. Pasalnya, sebagian besar tempat wisata di Indonesia tidak menyediakan toilet atau WC yang bersih sehingga membuat para wisatawan malas. Cerita mengenai toilet yang kotor tersebut tersebar dari mulut ke mulut sehingga menurunkan tingkat kunjungan.

Oleh karena itu, Sofyan meminta agar hal tersebut segera diperbaiki. Termasuk, pola pikir masyarakat Indonesia. "Bagaimana memperbaiki destinasi wisata. WC bersih, restoran bersih. Kalo ada bule jangan diikuti dari belakang buat menawarkan dagangan," tuturnya.

Dia menegaskan, jika hal tersebut diperbaiki maka akan mendorong sektor wisata Indonesia. "Ini mungkin mikro tapi inilah yang punya dampak luar biasa," tandas dia. 

Turis Asing

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juni 2015 mencapai 815.100, turun 4,27 persen dibanding Juni 2014. Namun jika dibandingkan Mei 2015, kunjungan wisman bertambah 2,73 persen menjadi 793.500.

"Karena setiap masuk Ramadan, kunjungan wisman agak sedikit berkurang. Ramadan dimulai Juni, turun cukup drastis di Singapura dan Malaysia. Banyak Muslim jadi mengurangi perjalanan," jelas Kepala BPS Suryamin.

Adapun selama semester I (Januari–Juni) 2015, jumlah kunjungan wisman mencapai 4,66 juta kunjungan atau naik 2,34 persen dibanding kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 4,55 juta kunjungan.

Suryamin menuturkan, jumlah kunjungan wisman melalui Bandara Ngurah Rai, Bali pada Juni 2015 naik 8,51 persen dibandingkan Juni 2014, yaitu dari 329.700 kunjungan menjadi 357.700 kunjungan. Begitu pula, jika dibanding Mei 2015, jumlah kunjungan wisman melalui Bandara Ngurah Rai, Bali naik sebesar 24,58 persen.

Penurunan terjadi di Bandara Kualanamu sebesar 20,11 persen. Penurunan juga terjadi di Hang Nadim Batam, Djuanda Surabaya, Soekarno Hatta Jakarta, dan Husein Sastranegara di Bandung.

Adapun 5 besar kunjungan wisman antara lain dari Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan, India dan Inggris. "Jumlah kunjungan wisman menurut pintu masuk mengalami penurunan semua. Di Bandara Soetta karena ada perombakan, Djuanda masih terkait kasus kecelakaan, Husein Sastranegara karena puasa, jadi menghentikan belanja sementara," jelas dia. (Amd/Gdn)