Liputan6.com, Jakarta - Porsi pembangkit yang menggunakan energi terbarukan (EBT) sebesar 25 persen dalam program ketenaga listrikan 35 ribu Mega Watt (MW). Untuk mengembangkan pembangkit menggunakan energi terbarukan itu membutuhkan investasi sekitar Rp 402 triliun.
"Untuk itu perlu investasi mungkin dalam jangka pendek lebih mahal dari konvensional sebesar Rp 402 triliun," tegas Menteri ESDM Sudirman Said, saat memberi laporan pembukaan acara The 4th Indonesia EBTKE Conex 2015, di Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Sudirman menuturkan, kontribusi energi baru terbarukan yang mencapai 25 persen di program ketenagalistrikan 35 ribu MWÂ antara lain terdiri dari 751 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 2438 MW. Kemudian 1.056 MW dari pembangkit listrik tenaga bioenergi dan pembangkit listrik lainnya 3.405 MW.
Advertisement
Menurut Sudirman, pemerintah akan terus melakukan terobosan untuk mendorong pengembangan energi baru terbarukan, di antaranya perbaikan tata kelola dan harga pemberian insentif dan kemudahan perizinan.
"Kami terus melakukan terobosan kebijakan untuk energi baru, beberapa terobosan memperbaiki tata kelola panas bumi, bersama menteri keuangan terus beri insentif bea masuk barang modal. Kehutanan, keuangan dan perhubungan mandatori porsi biodiesel, feed in tarif pengusaha medapat margin sehat membangun sektor ini, bersama BKPM pemusatan perizinan dan kementerian perindustrian TKDN," ujar Sudirman. (Pew/Ahm)