Sukses

Menkeu Kesal Dituding Sengaja Melemahkan Rupiah

Kurs rupiah saat ini sulit menguat karena nilai mata uang negara lain sedang dalam kondisi melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terdepresiasi seiring tekanan faktor eksternal, salah satunya devaluasi Yuan oleh pemerintah China.

Namun Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro kesal bila pemerintah dan Bank Indonesia (BI) disebut-sebut sengaja melemahkan nilai mata uang rupiah.

"Tidak boleh bicara seperti itu ya (sengaja melemahkan rupiah). Tidak ada yang sengaja. Kita ikuti mekanisme, jadi saya tidak suka omongan begitu," tegas Bambang dengan nada ketus saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Menurutnya, kurs rupiah saat ini sulit menguat karena nilai mata uang negara lain sedang dalam kondisi melemah. Sehingga jika pemerintah dan BI sengaja memperkuat rupiah, maka akan mengganggu daya saing produk Indonesia.

"Rupiah jadi susah menguat karena yang lain juga melemah. Jadi kalau rupiah diperkuat seolah-olah dia menguat terhadap semua mata uang, maka daya saing terganggu," ujar dia.

Bambang menjelaskan, pemerintah dan BI tetap memantau kondisi fundamental rupiah saat ini. Dia menilai bahwa kurs rupiah saat ini berada di bawah harga pasar atau sangat undervalue. Pelemahan kurs rupiah saat ini, diakui dia, lebih disebabkan kebijakan China mendevaluasi Yuan untuk memacu ekspor.

"Memang kondisi saat ini sangat undervalue, harus diupayakan lebih diperkuat. Dari dulu kan rupiah katanya karena defisit transaksi berjalan, tapi sekarang defisit transaksi berjalan sudah menyempit kenapa rupiah tetap melemah, itu karena akhir-akhir ini bukan disebabkan fundamental tapi global. ‎Keseimbangan terganggu gara-gara China devaluasi mata uangnya," terang dia. (Fik/Ndw)