Liputan6.com, Singapura - Singapore Airlines bersiap kembali membuka rute penerbangan terpanjang di dunia. Untuk memfasilitasi hal tersebut, Airbus sedang menyiapkan pesawat baru berbadan lebar A350-900.
Saat ini Airbus sedang mengerjakan pesawat varian baru tersebut yang mampu terbang lebih dari 15.000 kilometer. Dengan pesawat itu, Singapore Airlines mampu memulihkan penerbangan nonstop ke Amerika Serikat, dan kembali merebut rekor rute penerbangan terpanjang di dunia.
Baca Juga
Airbus telah mengirimkan model mesin ganda sejak tahun lalu, dan kini sedang mengerjakan perubahan tata letak kabin yang akan mengurangi badan pesawat sehingga membuat perjalanan semakin ekonomis dari Singapura hingga New York pada 2018.
Advertisement
Wakil Presiden Eksekutif Airbus, Kiran Rao menuturkan saat ini pihaknya belum dapat memberikan rincian lebih detil mengenai desain pesawat itu. "Saya belum bisa masuk ke rincian pada jenis layoutnya tetapi akan memberikan layanan premium," ujar Rao seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (20/8/2015).
Rao menuturkan, pesawat A350 mampu melakukan perjalanan dengan menggunakan bahan bakar 25 persen lebih murah ketimbang model lama. Hal itu dilakukan dengan mengorbankan tata letak kursi jumlah penumpang dari biasanya 325 kursi. Diharapkan pembuatan pesawat A350 ini lebih cepat dari Boeing.
Sebelumnya Singapore Airlines melakukan penerbangan terakhir 19 jam dari New York yang merupakan rute penerbangan non-stop paling panjang di dunia pada November 2013. Singapore Airlines menggunakan pesawat A340-500 bermesin empat yang hanya mengangkut 100 penumpang kelas bisnis.
Pada Juni 2015, CEO Singapore Airlines Goh Choon Phong menuturkan kalau saat itu belum ada pesawat jet komersial yang tersedia untuk melayani rute panjang tersebut. Karena itu, ia mendorong kedua produsen pesawat yaitu Airbus dan Boeing Co mengajukan proposal untuk pembuatan pesawat.
Saat ini Emirate menggunakan pesawat Boeing 777-200LR yang merupakan pesawat komersial dengan rute terpanjang dari Dubai hingga Panama. Penerbangan itu terpanjang mengalahkan Qantas Airways Ltd dengan rute sekitar 20 KM dari Sydney-Dallas.
Richard Aboulafia, Analis grup Teal menuturkan Boeing Co, produsen pesawat asal Amerika Serikat dapat bersaing di pesawa tersebut. "Potensi pasarnya cukup kecil tetapi bergengsi," kata dia. (Ahm/Ndw)
Â