Sukses

Ini Dampak Positif dan Negatif Adanya Tol Trans Jawa

Proyek tol Trans Jawa dinilai memberikan dampak positif dan negatif baik bagi sektor logistik maupun transportasi.

Liputan6.com, Jakarta- Proyek pembangunan tol Trans Jawa dinilai memberikan dampak positif dan negatif baik bagi sektor logistik maupun transportasi.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan dengan adanya tol Trans Jawa, akan memberikan dampak pada efisiensi biaya logistik barang dari ujung barat ke ujung timur Pulau Jawa.

"Kalau kita lihat dari sisi logistik Jawa, pasti akan lebih efisien. Seperti dengan adanya tol Cikampek Jakarta-Bandung atau sampai ke Jawa Tengah dengan tol Cipali ada perubahan landscape logistik. Kalau dulu orang punya dua tiga warehouse (gudang) sekarang cukup satu, di tengah," ujarnya dalam acara Breakout Show dengan tema 'Menuju Tersambungnya Tol Trans Jawa' di kantor Liputan6.com, Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Namun, dengan adanya jalan bebas hambatan ini, maka pergerakan barang akan semakin banyak berada jalur darat dengan angkutan truk. Sedangkan arus logistik melalui kereta atau laut dengan kapal akan semakin menurun.

"Sekarang 90 persen pergerakan barang lewat truk. Tapi dari sisi makro pemerintah jadi kurang konsisten. Inginnya memindahkan dari darat ke laut," kata dia.

Breakout Show Bertema 'Menuju Tersambungnya Tol Trans Jawa' di kantor Liputan6.com, Jakarta, Kamis (20/8/2015). (Liputan6.com/Septian Deny)

 

Selain itu, dengan adanya tol Trans Jawa ini dikhawatirkan akan membuat tarif logistik antara truk dengan kereta dan kapal akan semakin jomplang.

Dia mencontohkan, biaya logistik barang dari Jakarta ke Surabaya dengan menggunakan truk sebesar Rp 6 juta per kontainer. Sedangkan biaya logistik kereta sebesar Rp 7,5 juta. Bahkan jika menggunakan kapal laut bisa di atas Rp 8 juta.

"Kalau dulu sebelum ada Cipali, butuh waktu 3 hari, tapi setelah ada Cipali hanya 1-2 hari. Jika lewat laut makan waktu seminggu. Ini laut yang paling sial. Laut akan dilirik kalau ada masalah seperti waktu itu Jembatan Comal, laut baru dilirik," tandasnya. (Dny/Ndw)