Sukses

Harga Minyak Jatuh ke Bawah US$ 40/Barel, Pertama Kali Sejak 2009

Ini merupakan penurunan harga minyak terpanjang sejak 1986.

Liputan6.com, New York - Harga minyak jatuh ke bawah US$ 40 per barel untuk pertama kalinya selama lebih dari enam tahun dan memperpanjang penurunan terpanjang sejak 1986 karena kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan permintaan akan memperpanjang kekenyangan pasokan di pasar global.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (22/5/2015), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun US$ 87 sen atau 2,1 persen menjadi US$ 40,45 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak Maret 2009, setelah sebelumnya sempat menyentuh US$ 39,86.

Begitu pula harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Oktober turun US$ 1,16 menjadi US$ 45,46 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange, juga penutupan terendah sejak Maret 2009.

Harga minyak telah merosot hampir 35 persen sejak penutupan tertinggi pada Juni 2015 akibat melimpahnya pasokan minyak di pasar internasional.

Citigroup Inc memprediksi harga minyak jenis WTI bisa anjlok ke level US$ 32 akibat terus membanjirnya stok minyak. Sementara itu, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi China diperkirakan akan memangkas permintaan terhadap minyak.

Peningkatan persediaan minyak mentah tak terduga di AS pada pekan lalu diikuti tanda-tanda bahwa anggota OPEC berencana untuk meningkatkan produksi menekan harga minyak. Sektor manufaktur di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, tenggelam ke level terendah sejak krisis keuangan.

Persediaan minyak mentah AS naik 2,62 juta barel menjadi 456,2 juta barel pada pekan yang berakhir 14 Agustus, hampir 100 juta barel di atas rata-rata lima tahun.

Sedangkan produksi minyak Amerika naik 8,8 persen dari tahun sebelumnya menjadi 9,52 juta barel per hari pada bulan Juli, tertinggi secara bulanan setidaknya sejak 1920. Arab Saudi mengatakan produksi minyak OPEC telah mencetak rekor tertinggi sejak 1980. (Ndw/Igw)

Video Terkini