Liputan6.com, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)Â mengaku telah menyesuaikan beberapa tarifnya di semua pelabuhan yang menjadi wilayah pengelolaannya. Hal itu seiring dengan pelemahan rupiah yang saat ini sudah tembus ke level 14.000 per dolar AS.
Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino mengungkapkan, cara ini selalu dilakukan untuk mengantisipasi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang nantinya dapat berujung pada pendapatan perseroan.
"Saya tidak ada masalah, pendapatan saya kan dalam bentuk dolar AS, bayarnya bisa dengan rupiah, jadi kalau rupiah sudah di 14.000 per dolar AS ya kita sesuaikan. Tarifnya kan dalam bentuk dolar AS," kata Lino di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Adapun nilai tukar yang menjadi patokan perusahaannya dalam menentukan berbagai tarif di pelabuhan, termasuk tarif bongkar muat adalah kurs tengah Bank Indonesia.
Dijelaskan Lino, saat ini pendapatan Pelindo IIÂ dalam bentuk dolar memiliki porsi sekitar 25 persen hingga 30 persen. Menurutnya, jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan lima tahun lalu saat dirinya baru diangkat sebagai Dirut Pelindo II yang saat itu mencapai 60 persen hingga 70 persen.
Meski pendapatan dolar memiliki porsi lebih banyak dibandingkan dengan rupiah, namun diungkapkan Lino pendapatan rupiah saat ini mengalami penurunan seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat Indonesia akibat pelemahan ekonomi.
"Kami juga tidak suka naik begitu saja (pendapatan), bukan begitu caranya semestinya," tegasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data RTI pukul 09.10 waktu Jakarta, nilai tukar rupiah berada di kisaran 14.071 per dolar AS. Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 36 poin menjadi Rp 13.977 per dolar AS dari penutupan perdagangan Jumat 21 Agustus di kisaran 13.941 per dolar AS. Pagi ini, rupiah sempat tembus di kisaran 14.031 per dolar Amerika Serikat. Kini rupiah bergerak di kisaran 13.977-14.053 per dolar AS. (Yas/Gdn)
Rupiah Melemah, Tarif Bongkar Muat Pelindo II Naik
Kurs tengah Bank Indonesia menjadi dasar Pelindo II dalam menentukan berbagai tarif di pelabuhan.
Advertisement