Sukses

Prospek Ekonomi China Bikin Harga Minyak Sentuh US$ 38 per Barel

Kekhawatiran terhadap ekonomi China membuat harga minyak turun enam persen ke level US$ 42,69 per barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia melanjutkan pelemahan di awal pekan ini, hingga turun 6 persen menuju posisi ke level terendah dalam 6,5 tahun. Hal itu dipicu bursa saham China jatuh mendorong pasar keuangan global terguncang.

Indeks saham China turun hampir 9 persen mengguncang pasar global sehingga mendorong indeks saham Dow Jones sempat turun 1.000 poin di awal perdagangan. Aksi jual terjadi di Wall Street sehingga mengikis keuntungan pelaku pasar.

Penurunan terbesar dalam satu hari ini didorong dari kekhawatiran pelaku pasar terhadap prospek ekonomi China. Hal itu mengingat China sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia.

"Kejatuhan harga minyak bukan fundamental tentang pasar minyak. Ini semua tentang China. Ketakutan terjadi pasar sehingga mendorong hal keluar dari kendali pemerintah China," ujar Carsten Fritsch, Analis Commerzbank seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (25/8/2015).

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun US$ 2,77 atau 6,1 persen ke level US$ 42,69 per barel. Harga minyak itu terendah sejak Maret 2009.

Sementara itu, harga minyak mentah acuan AS untuk pengiriman Oktober susut US$ 2,21 atau 5,5 persen menjadi US$ 38,24 terendah sejak Februari 2009.

Harga minyak mentah melemah itu mendorong kerugian bulanan mencapai 17 persen.Harga minyak telah merosot mendekati 40 persen dari harga tertingginya pada Juni 2015.  Bahkan hal itu memicu pertemuan darurat anggota negara produsen minyak atau OPEC.

"Faktor makro sekarang mendominasi pergerakan harga minyak dibandingkan mikro. Fokus makro tersebut membuat pelaku pasar berhenti sejenak mengingat permintaan minyak melambat pada musim gugur ini," ujar Analis Standard Chartered dalam laporannya.

Meski demikian, pasokan minyak akan tetap besar mengingat persediaan minyak AS kemungkinan naik 2,2 juta barel pada pekan lalu. (Ahm/Igw)