Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan memulai pengerjaan pra proyek transmisi listrik sepanjang 27 ribu KM, sebagai salah satu penunjang proyek pembangkit listrik 35 ribu mega watt pada September 2015.
Hal ini ditetapkan pada rapat kelistrikan yang digelar di Kantor Wakil Presiden, Selasa (25/8/2015). "Sesudah ini ditetapkan standarisasi, kualitas besi, harga-harganya, ditetapkan bersama BPKP, Kementerian Perindustrian, Krakataul Steel, pengerjaannya awal September. Akhir September atau Oktober baru pengerjaan konstruksi," kata Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah.
Total panjang transmisi listrik di seluruh Indonesia adalah 46 ribu KM. Pada pemerintahan sebelumnya telah berjalan pengerjaan 18 ribu KM.
Advertisement
Husain menegaskan pemerintah telah menetapkan untuk penggunaan ‎komponen berasal dalam negeri, tapi untuk aksesori masih diperbolehkan menggunakan barang luar negeri. Dengan dimulainya pra proyek, lanjut Husain, diharapkan ekonomi mulai bergerak pula.
"‎Pengusaha lokal dilibatkan dan komponen industri dalam negeri juga bisa tumbuh sehingga ditekankan komponen lokal," imbuh dia.
Saat ini, Kementerian ESDM telah berkoordinasi dengan PLN untuk menentukan titik-titik koordinat pembangunan transmisi. Nantinya juga akan diurus mengenai perizinan membangun transmisi di titik tersebut.
"‎Untuk memudahkan perizinan, Menteri ESDM (Sudirman Said) minta PLN membuat titik-titik koordinatnya di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, sehingga pas permintaaan izin mungkin per wilayah, izin terkait pertanahan," tutur Husain.
Nilai proyek transmisi listrik 46 ribu KM ‎ini sekitar Rp 200 triliun. Angka tersebut telah mengalami efisiensi sebesar 50 persen, karena harga-harga barang, seperti besi sedang menurun.
‎"Pak JK bilang sekarang harga-harga sedang turun, besi turun, jadi harus cepat karena pengerjaannya kejar-kejaran dengan waktu. (Jumlah investasi) Sekitar Rp 200 triliun, dananya macam-macam, dari APBN, swasta, dan pinjaman jangka panjang yang sampai 30 tahun," ujar dia. (Silvanus A/Ahm)