Sukses

Investasi Industri Garmen Terus Bergeliat

Industri tekstil berperan sebagai penyumbang devisa, penyedia sandang dan menyerap tenaga kerja sebesar 10,6 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan industri garmen kini semakin mengarah ke bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir. Hal tersebut terlihat dari para pelaku industri yang membidik produksi bahan baku serat kain hingga masuk ke sektor ritel yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan hal ini diikuti pula dengan aliran investasi dan pendirian pabrik baru serta perluasan fasilitas produksi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Menurut dia, investor dan pelaku bisnis menilai Indonesia tetap prospektif untuk penanaman modal jangka panjang.

"Saya lihat semakin agresif berekspansi menambah pabrik dan memperluas pasar ekspor. Untuk industri padat karya seperti garmen, maka berarti lapangan kerja semakin banyak tercipta," ujar Saleh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Saleh menjelaskan, investasi PMDN industri TPT naik 25,4 persen menjadi Rp 455,1 miliar sepanjang kuartal I 2015 dari periode sama 2014 yang sebesar Rp 362,8 miliar. Sedangkan untuk PMA tekstil sampai dengan kuartal I 2015 investasinya mencapai US$ 63 juta atau sekitar Rp 850,5 miliar.

Kementerian Perindustrian juga mencatat, industri tekstil berperan sebagai penyumbang devisa, penyedia sandang nasional dan menyerap tenaga kerja sebesar 10,6 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Secara lebih luas, di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah terdaftar investasi baru senilai Rp 2.500 triliun yang menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial secara ekonomi.

"Apalagi, sepanjang semester I 2015 ini cukup banyak investasi baru yang saya resmikan, sejumlah 15 industri yang tersebar di Bekasi, Cikarang, Cilegon, Bogor, Karawang, Garut, Gresik, Semarang, Boyolali, Palu hingga Morowali," kata dia.

Sementara itu, anggota DPR RI komisi VI Endang Srikarti Handayani menilai, industri garmen yang melakukan ekspansi di daerah akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang massal. Hal tersebut dianggap baik guna mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Ini sekaligus mengurangi urbanisasi dan menumbuhkan ekonomi daerah," kata Endang. (Dny/Ahm)