Sukses

Miliarder Ini Pastikan China Baik-baik Saja

Miliarder Michael Bloomberg mengaku tidak khawatir dengan anjloknya saham-saham di China.

Liputan6.com, Beijing- Miliarder Michael Bloomberg tidak khawatir dengan anjloknya saham-saham di China serta kebijakan pemerintah China yang dengan sengaja melemahkan (devaluasi) mata uang yuan. Hal itu karena Bloomberg masih melihat banyaknya wajah-wajah tersenyum di kota-kota China.

Dilansir dari laman Xinhua, Jumat (27/8/2015) Michael Bloomberg, pendiri Bloomberg LP, dan juga mantan walikota New York itu mempunyai kebiasaan untuk melihat ke arah keluar jendela mobil saat sedang melakukan perjalanan.

"Salah satu hal yang saya lakukan ketika saya sedang di luar kota New York. Saya selalu melihat keluar dari jendela mobil untuk melihat, apakah orang-orang berjalan menyusuri jalan sambil tersenyum," katanya.

Bloomberg menilai masyarakat China cenderung bahagia."Anda melihat banyak wajah tersenyum di sini. Sangat sedikit orang yang masam dan terlihat tertekan. Kebanyakan orang di sini senang. Mereka memiliki semangat," kata Bloomberg dalam sebuah wawancara dengan Xinhua di kota Beijing, China.

Ekonomi China telah mengalami perlambatan dalam dua tahun terakhir. Tingkat pertumbuhan tahunan melambat dari 10 persen menjadi 7 persen.

Tekanan semakin bertambah ketika terjadi kejatuhan harga saham, di mana Shanghai Composite Index terpuruk lebih dari 38 persen dari puncak tertinggi pada juni 2015 di level 5.178 ke kisaran 3.210 pada penutupan 24 Agustus lalu dan juga devaluasi yuan pada pertengahan Agustus.

Bloomberg juga berpendapat ekonomi China dalam jangka panjang akan tetap tumbuh, disertai fluktuasi kecil yang wajar karena sebelumnya ekonomi China telah tumbuh dengan mengesankan.

"China adalah peradaban berusia 5.000 tahun. Tapi Anda khawatir dengan kondisi ekonomi China dalam dua bulan terakhir? Serius, Anda tidak usah khawatir tentang jangka pendek," katanya.

Bloomberg mengatakan potensi besar di China diantaranya yaitu populasi penduduknya yang mencapai 1,3 miliar orang, sumber daya alam yang melimpah, kualitas sumber daya manusia, dan etos kerja yang kuat.(Ilh/Ndw)

Video Terkini