Sukses

Wika Minta Suntikan Modal Buat Bangun Kereta Cepat

Wijaya Karya mendapat porsi 23 persen dalam pembangunan proyek Rp 30 triliun tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun untuk tambahan modal pembangunan kereta super cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama PT Wika, Bintang Perbowo mengatakan, perseroan telah ditunjuk pemerintah dan mendapat porsi 23 persen dalam pembangunan proyek senilai Rp 30 triliun tersebut.

"Penambahan diusulkan Rp 3 triliun pada 2016," kata Bintang saat rapat kerja pengajuan PMN dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Bintang menambahkan, dengan porsinya sebesar 23 persen makan investasi Wika dalam proyek tersebut sebesar Rp 13,8 triliun, yang berasal dari ekuitas 30 persen atau sebesar Rp 3,45 triliun, dan pinjaman 70 persen atau sebesar Rp 10,35 triliun.

Bintang menambahkan, selain untuk membangun kereta cepat, suntikan dana tersebut dibagi untuk pembangunan proyek lainnya. Proyek tersebut adalah  pembangunan kawasan industri Kuala Tanjung dengan total investasi Rp 8 triliun, porsi Wika dalam proyek tersebut 20 persen, atau Rp 1,6 triliun yang berasal dari modal perusahaan Rp 480 miliar dan pinjaman perbankan sebesar Rp 1,12 triliun.

Jalan tol Soreang-Pasir Koja, total investasinya Rp 1,5 triliun, porsi Wika dalam proyek tersebut 25 persen atau Rp 375 miliar, berasal dari ekuitas Wika Rp 113 miliar dan pinjaman Rp 261 miliar

Jalan Tol Manado Bitung dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun, porsi Wika dalam proyek tersebut sebesar 20 persen atau Rp 660 miliar berasal dari dana ekuitas Rp 19‎8 miliar dan pinjaman Rp 462 miliar.

Tol Samarinda Balikpapan, porsi Wika  15 persen atau Rp 1,25 triliun dari total investasi Rp 8,3 triliun. Dana tersebut berasal dari ekuitas Rp 378 miliar dan pinjaman Rp 881 miliar.

Sistem penyedaiaan air minum (SPAM) Jatiluhur 5.000 liter per detik, total investasi proyek tersebut Rp 2 triliun, porsi Wika dalam proyek tersebut sebesar 14 persen atau Rp 280 miliar. Dana tersebut berasal dari ekuitas Rp 84 miliar dan pinjaman Rp 196 miliar. (Pew/Ndw)