Sukses

Indonesia Gandeng Malaysia Garap Industri Hilir Sawit

Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerjasama di sektor industri hilir minyak kelapa sawit.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerjasama di sektor industri hilir minyak kelapa sawit yang dinyatakan dalam pertemuan bilateral yang digelar di Kuala Lumpur pada hari ini Kamis, 27 Agustus 2015.

Dalam pertemuan tersebut kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama dalam menghadapi skenario ekonomi global, serta dampaknya terhadap permintaan produk-produk minyak sawit dari negara-negara pengimpor utama.

Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli mengatakan, sebagai dua produsen utama minyak sawit dunia dengan pangsa pasar 85 persen, penting bagi kedua negara untuk bekerja sama memaksimalkan posisi tersebut.

“Dalam konteks ini, kedua negara sepakat menggali langkah-langkah manajemen pasok pada saat harga komoditas tersebut turun. Kedua negara juga sepakat bekerja sama memperbaiki persepsi masyarakat mengenai minyak sawit, termasuk kandungan nutrisi serta produksinya yang berkelanjutan,” kata Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli dalam keterangan tertulis, Jumat (28/8/2015).

Rizal Ramli menambahkan, pertemuan tersebut juga membahas kerjasama untuk membantu petani kecil dalam menghadapi tantangan global. Hal ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus menggali upaya bersama dalam menjamin pendapatan bagi petani kedua negara.

“Upaya ini sejalan dengan semangat kerja sama dan pertumbuhan inklusif ASEAN," ucap Rizal Ramli.

Menurut Rizal Ramli, kedua negara sangat mendukung inisiatif untuk mempromosikan investasi lintas batas dalam pembangunan industri minyak sawit, termasuk proposal yang diajukan Felda Global Ventures di Malaysia dan PT Eagle High Plantations Tbk di Indonesia untuk menggali peluang di sektor hilir.

Bantu Rakyat

Rizal Ramli menjelaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat kerja sama Indonesia dan Malaysia di sektor industri hulu dan hilir sawit mengingat banyak rakyat yang terlibat dalam sektor perkebunan kelapa sawit.

Disebutkannya, Indonesia dan Malaysia sebagai produsen utama minyak sawit dunia dengan pangsa pasar 85 persen diharapkan bisa masuk dalam industri produk turunan sawit seperti oleochemical, sabun hingga produk turunan lainnya.

Dengan demikian, kerja sama ini diharapkan saling menguntungkan kedua belah pihak serta turut membantu para petani disektor ini.

Mengenai lokasi industrinya, Rizal mengatakan memang sudah ada beberapa lokasi seperti di Kalimatan yang dicadangkan tapi belum ditentukan. “Projek ini sudah dimatangkan sejak tiga bulan sebelumnya dan pemerintah kedua negara memberikan dukungannya,” tutur Rizal.

Untuk pemilihan lokasi, Rizal mengaku belum diputuskan karena mempertimbangkan kesiapan dari infrastruktur, pelabuhan, serta lainnya.

Dia menambahkan industri tersebut diharapkan dalam tiga tahun ke depan sudah dapat berproduksi. Mengenai berapa besar investasinya dan siapa investornya, Rizal mengatakan bisa saja dari pihak swasta. Sedangkan investornya bisa siapa saja baik sesama produsen ataupun dari sejumlah negara konsumen.

"Bisa saja kita ajak Tiongkok dan India untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek minyak sawit," paparnya.

Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli dan didampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Sofyan Djalil.

Delegasi Indonesia juga berkesempatan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak

Sementara delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Dato Sri Mustapa Mohamed, didampingi oleh Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas  Datuk Amar Douglas Uggah Embas serta Menteri Pembangunan Wilayah Terpencil, Dato Sri Ismail Sabri. (Ilh/Ndw)