Liputan6.com, Jakarta - Tindak pencurian ikan atau illegal fishing ternyata tidak hanya merugikan Indonesia. Negara tetangga seperti Timor Leste rupanya juga terkena dampak dari tindak pencurian tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Pertanian dan Perikanan Timor Leste Estanislau Alexo Da Silva saat menyambangi kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Usai bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan melakukan penandatangan kerjasama di bidang perikanan, Da Silva mengatakan bahwa akibat pencurian ikan di wilayah perairan Timor Leste, negara tersebut rugi hingga mencapai US$ 200 juta per tahun.
"Setiap tahun setidaknya kami kehilangan akibat pencurian ikan sebesar US$ 200 juta. Ini yang harus kami sadari untuk segara lakukan penanganan," ujarnya di Kantor KKP, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).
Penanganan akan tindak pencurian ikan ini sangat penting, terutama bagi negara yang mempunyai wilayah perairan seperti Indonesia dan Timor Leste. Hasil perikanan di kedua negara tersebut bisa dijadikan tumpuan ekonomi bagi masyarakatnya.
"Ini penting untuk keberlanjutan hidupan bernegara," kata dia.
Selain soal pencurian ikan, Da Silva menyatakan bahwa pihaknya juga menaruh perhatian pada kasus-kasus kriminal lain yang juga terkait dengan sektor perikanan seperti perdagangan manusia dan perbudakan yang sering terjadi pada anak buah kapal (ABK).
Menurut dia, perlu adanya publisitas secara menyeluruh atas peristiwa-peristiwa seperti ini agar pemerintah negara diseluruh dunia tidak lagi menutup mata akan tindakan kriminal semacam ini.
"Pebudakan, tidak hanya ambil foto kemudian di-share ke media sosial tetap punya efek yang lebih besar. Ini yang harus di-publish," tandasnya. (Dny/Gdn)
Seperti Indonesia, Timor Leste Juga Rugi Akibat Pencurian Ikan
Timor Leste mengaku rugi US$ 200 juta setiap tahunnya akibat aksi pencurian ikan.
Advertisement