Liputan6.com, Jakarta - Musim kemarau melanda Indonesia, berpengaruh pada pasokan air yang menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Lalu bagaimana dampaknya pada sistem kelistrikan?.
Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman mengatakan kemarau tidak mempengaruhi kehandalan pasokan listrik, meski pasokan air PLTA berkurang.
Baca Juga
"Kalau kami melihatnya dari segi sistem, jadi tidak masalah melihat nanti setelah sistem selama listriknya ngalir tidak masalah," kata Jarman, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (30/8/2015).
Advertisement
Jarman mengungkapkan, kekurangan pasokan listrik dari PLTA saat kemarau, bisa ditanggulangi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar batu bara.
"Kebetulan kami punya banyak PLTU batu bara jadi selama ini kekurangan air di PLTA bisa ditanggulangi dengan batu bara," tutur Jarman.
Menurut Jarman, pasokan listrik menurun dari PLTA saat musim kemarau merupakan hal wajar, selama dipenuhi pasokannya dari pembangkit listrik jenis lain."Selama listrik ngalir tidak masalah, ini hal wajar kalau debit air turun," pungkas Jarman.Â
Beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, Bali, NTB, dan NTT telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya menuturkan berdasarkan pantauan peta monitoring Hari Tanpa Hujan, wilayah-wilayah tersebut telah kering sejak Mei 2015.
Andi menuturkan, musim kemarau tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun 2014 sehingga awal musim hujan 2015/2016 mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan tahun ini terjadi fenomena el-nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi menguat mulai Agustus sampai dengan Desember 2015.
Daerah di Indonesia yang berpotensi kena dampak el-nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan seperti diungkapkan Andi. Diprediksi hujan baru turun di akhir tahun. (Pew/Ahm)