Sukses

Ringgit Tertekan Pengaruhi Daya Saing Produk RI

Dampak pelemahan Ringgit Malaysia dapat memperkuat daya saing produk terutama komoditas di pasar luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar mata uang Ringgit Malaysia kian terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena gangguan stabilitas politik di Negeri Jiran. Pemerintah mewaspadai penguatan daya saing produk Malaysia yang akan mengalahkan barang-barang Indonesia di pasar ekspor.

Pelaksana Tugas (Plt) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara mengungkapkan pelemahan kurs Ringgit yang sangat dalam hingga lebih dari 20 persen akan memperkuat daya saing produk atau harga komoditas di pasar luar negeri.

Seperti diketahui beberapa produk ekspor antara Indonesia dan Malaysia sejenis, seperti minyak kelapa sawit (CPO), karet dan sebagainya.

"Dampaknya komoditas Malaysia akan punya daya saing lebih kuat karena mata uangnya melemah. Tadinya satu Ringgit, dolarnya tiga, sekarang empat. Produksinya dari tiga per satu Ringgit menjadi lima barang per Ringgit. Daya saing ekspor meningkat, kita yang kena," terang dia, Selasa (1/9/2015).

Berbeda dengan Suahasil, Kepala Ekonomi Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Sugandhi ‎mengatakan dampak pelemahan Ringgit Malaysia ke pelemahan kurs rupiah lebih terbatas. "Karena pasar sudah price in. Tidak seperti saat Baht Thailand anjlok saat krisis 1997. Apalagi rupiah sudah depresiasi cukup dalam," terang dia.

Mata uang Ringgit Malaysia termasuk mata uang yang mengalami pelemahan tajam di kawasan Asia. Ringgit Malaysia telah melemah sekitar 20,06 persen dari posisi 3,4973 per dolar AS pada 31 Desember 2014 menjadi 4,1990 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. (Fik/Ahm)