Sukses

Cerita Tukang Ojek Setelah Makan Siang Bareng Jokowi

Rafiq menampar pipinya sendiri karena tidak percaya bakal bisa bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah tukang ojek, supir kopaja dan s‎upir taksi di Istana Kepresidenan untuk menggelar makan siang bersama pada Selasa (1/9/2015). Setidaknya ada 100 para pekerja di sektor transportasi yang diundang dalam jamuan tersebut.

Dalam jamuan makan suang tersebut, ada beberapa komunitas yang hadir, mulai dari Go-Jek, tukang ojek pangkalan, Kopamini, Kopaja, Kopamilet, dan sopir taksi Ekspress. Acara sendiri berjalan singkat yaitu kurang lebih 60 menit dan diawali makan siang sebelum Presiden Berdialog dengan mereka.

Rafiq Jatmika, salah satu pengendara Go-Jek mengungkapkan rasa senangnya menginjakkan kaki di Istana Kepresidenan. Ini menjadi yang pertama kali bagi Rafiq masuk ke Gedung Istana Negara, Jakarta.

"Biasanya saya hanya lewat sini saja, hanya bisa melihat dari luar, kapan ya bisa masuk ke sini. Ini akhirnya bisa ke sini, makan siang bareng lagi, seperti mimpi," kata Rafiq sambil menampar pipinya sendiri, saat berbincang dengan Liputan6.com di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Diceritakannya, saat dikabari ada undangan makan siang bersama presiden, dirinya sedang ada di pangkalan pusat di Tebet, Jakarta Selatan. Salah satu utusan presiden langsung meminta Rafiq mengkoordinasikan 15 pengendara Go-Jek untuk acara siang ini.

"Saya sampaikan ke temen-temen, malah saya kelihatan bodoh, karena teman-teman itu pada tidak percaya, tapi Alhamdulillah saya buktikan sekarang kalau ini nyata," tegasnya.

Hal serupa juga diungkapkan sopir Kopaja P20 jurusan Pasar Senen-Lebak Bulus, Sudarto. Dia menceritakan diajak makan siang bersama orang nomor 1 di Indonesia tersebut pagi tadi pukul 09.00 WIB.

"Saya tadi pagi waktu lagi nunggu giliran di Pasar Senen, diajak untuk makan siang, saya langsung ikut, saya bersyukur juga bisa ke sini," kata dia.

Dalam kunjungannya tersebut, Sudarto berharap dapat menyampaikan nasibnya kepada Jokowi. Paling tidak, kejelasan mengenai jaminan kesehatan para sopir Kopaja harus lebih diperhatikan. Sayangnya, saat berdialog, Sudarto tidak mendapat kesempatan berbicara dengan Jokowi. (Yas/Gdn)