Sukses

Hadapi Gejolak Ekonomi Global, Ini Saran IMF ke Negara di Asia

IMF meminta kepada negara-negara di Asia untuk mempertahankan cadangan devisa yang memadahi.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa negara di dunia sampai sekarang tengah menghadapi masa-masa sulit yang diakibatkan sentimen-sentimen dari kebijakan ekonomi di negara-negara maju.

Termasuk negara-negara di Asia. Sejumlah mata uang negara di Asia mengalami pelemahan ditambah pertumbuhan ekonomi yang kian melambat. Itu disebabkan pengaruh utama yaitu belum pastinya The Fed menaikkan suku bunga dan devaluasi Yuan yang dilakukan oleh pemerintah China.

International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan ada beberapa hal yang harus dilakukan‎ beberapa negara di Asia dalam menghadapi gejolak ekonomi global yang melanda saat ini.

"Pertama, yaitu meningkatkan pertahanan masing-masing negara dengan kebijakan fiskal yang prudent," kata Managing Director IMF Christine Lagarde di Gedung Bank Indonesia, Rabu (2/9/2015).

‎Kedua, Lagarde mengusulkan untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan di negara masing-masing. Siapa yang mampu mempertahankan kualitas kredit, maka akan survive kedepannya.

Ketiga, menjaga folatilitas nilai tukar mata uang negara masing-masing. Ini menjadi poin yang sangat penting dalam rangka menjaga iklim investasi dan industri di setiap negara.

Keempat, mempertahankan cadangan devisa yang memadahi. Untuk saat ini dikatakan Lagarde, cadangan devisa Indonesia yang masing US$107 miliar atau setara 7 bulan impor adalah salah satu bukti yang positif dan pantas untuk dijaga.

"Dan yang kelima, negara harus mampu membangun pengawasan dan pengaturan di sektor keuangan," tegas Lagarde.

Hal yang terpenting dalam menjalankan semua kebijakan tersebut, ditegaskan Lagarde, Pemerintah harus sepenuhnya memahami apa yang perlu dilakukan dan siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan. Selain itu tentu saja, kebijakan perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing negara. (Yas/Gdn)