Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah perlu menyiapkan langkah penanggulangan atau mitigasi potensi krisis ekonomi yang tengah membayangi Indonesia. Salah satunya dengan menjaga daya beli masyarakat.
Peneliti dari Insitute for Development for Economic and Finance (Indef), Sugiono mengatakan Indonesia saat ini memiliki potensi yang besar mengulangi krisis seperti pada 1998 dan 2008 lalu. Salah indikasinya yaitu kelesuan pada sektor usaha sehingga terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca Juga
"Potensi krisis ini besar, karena kondisi ketidakpercayaan pasar sudah berdampak pada PHK," ujar Sugiono di Kantor Indef, Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Advertisement
Dia mengatakan, Indonesia bisa dikatakan masuk pada fase krisis jika nilai mata uang rupiah mengalami penurunan atau terdepresiasi lebih dari Rp 2.000 dalam 10 bulan. Berkaca dari hal, Indonesia perlu waspada karena saat ini tingkat inflasi bahan makanan sudah berada 9,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Bisa dikatakan krisis jika depresiasi lebih dari Rp 2.000 dalam 10 bulan. Sekarang inflasi bahan makanan sudah mencapai 9,26 persen. Kalau ini lebih dari 10 persen maka akan mudah pecah (terjadi krisis)," kata dia.
Sementara itu, Ekonom Indef Nawir Messi menjelaskan, potensi krisis yang membayangi Indonesia saat ini berbeda dengan saat krisis 1998 lalu. Pada 1998, krisis ekonomi di sektor finansial. Namun saat ini, Indonesia tengah dibayangi krisis sektor riil.
"Pada 1998 itu finansial kita yang krisis. Jadi kalau dulu cukup perbaikin sektor terkait finansial akan terjadi rebound. Tapi kalau sekarang di sektor industri, riil," jelas dia.
Oleh sebab itu, lanjut Messi, pemerintah harus mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan menjaga ekspektasi para pelaku pasar. Dengan demikian diharapkan Indonesia selamat dari krisis.
"Pemerintah harus dorong permintaan dalam jangka pendek. Kalauu tidak situasi yang belum krisis ini akan mengarah ke krisis. Pemerintah juga harus bisa mengelola ekspektasi ditengah ketidakpstian pasar global. Kita sepakat tidak ada cara lain selain fokus pada perbaikan sektor domestik, seperti mempermudah orang berbisnis," kata Messi. (Dny/Ahm)