Liputan6.com, Jakarta - Kasus penggeledahan kantor PT Pelindo II (Persero) yang menyeret nama RJ Lino selaku Direktur Utama akhir-akhir ini menyita perhatian publik. Apalagi setelah transkrip percakapan antara Lino dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil menguak ke permukaan.
Sofyan yang mengaku menelepon Lino kaget saat transkrip percakapan itu beredar di masyarakat. Bahkan Lino saat itu mengancam akan mengundurkan diri dari jabatannya.
"Saya kan tidak tahu apa-apa. Saya di SMS setelah itu saya telepon ada apa? Itu bagian dari simpati saja. Tidak tahunya dia lagi dikerumuni dan dia buka telepon saya. Konyolnya gitu lho," tegas dia saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Bentuk simpati Sofyan sangat diterima Lino, sehingga Lino meluapkan emosinya saat ditelepon hingga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu permasalahan tersebut. Sampai Lino mengancam akan mundur sebagai Direktur Utama Pelindo.
"Bagi saya empati saja ke dia. Sempat marah sih dia, tidak profesional katanya. Saya simpati makanya saya telepon. Eh, dia menyampaikan unek-unek," terang Sofyan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino emosi saat mengetahui kantornya digeledah oleh Bareskrim Mabes Polri. Ia merasa sebagai orang yang cukup lama berkarier di Pelindo dan banyak memberi keuntungan bagi perusahaan pelat merah itu, diperlakukan secara tidak pantas oleh negara.
"Kalian tulis ya, kalau negeri ini seperti ini lebih baik saya berhenti," ujar Lino sambil setengah berteriak usai penggeledahan dilakukan di Kantor Pelindo II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (28/8/2015).
Kendati demikian, ia mengaku menghormati proses hukum yang saat ini tengah berlangsung. Hanya, Lino merasa mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari aparat hukum atas dugaan kasus korupsi yang membelit perusahaan yang dipimpinnya.
"Saya hormati penyelidikan polisi. Akan tetapi kalau negara perlakukan saya seperti ini (kriminal), besok saya akan berhenti. I'm doing something good for this country. Tapi saya diperlakukan seperti ini," ucap dia.
Lino juga tampak mengungkapkan kekecewaannya kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil saat menelepon dirinya di tengah-tengah penggeledahan yang sedang berlangsung saat itu. Lino mengaku kecewa karena penggeledahan dilakukan saat dirinya belum dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
"Kalau Presiden (Jokowi) nggak bisa clear (menyelesaikan), saya berhenti. Susah ini kalau benar ini negeri begini. Kami kayak dihukum oleh media," kata RJ Lino.
"Begitu saya datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat kriminal. Come on pak, I made this is company so rich, saya dihukum seperti ini, enggak fair pak," seru Dirut Pelindo II tersebut kepada Sofyan. (Fik/Gdn)
Percakapan Telepon Diumbar, Sofyan Djalil Sebut RJ Lino Konyol
Sofyan yang mengaku menelepon Lino kaget saat transkrip percakapan itu beredar di masyarakat.
Advertisement