Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan high speed train (HST) atau kereta super cepat Jakarta-Bandung oleh pemerintah mendapat pertentangan dari sejumlah kalangan. Proyek ini dinilai bisa menimbulkan kecemburuan dari wilayah lain di luar pulau Jawa.
"Secara prinsip kami menolak (proyek kereta cepat). Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan kesenjangan infrastruktur transportasi antar pulau itu sangat jauh," papar Darmaningtyas Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) di Jakarta, Jumat (4/9/2015).
"Indonesia bukan hanya Jakarta. Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kalau ini diabaikan, rasa persatuan diingkari dengan menganak emaskan Jawa. Akibatnya akan menimbulkan kecemburuan dari wilayah lain terutama yang memiliki kekayaan alam," timpal Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal.
Advertisement
Seperti diketahui, rencana mengenai proyek HST ini kembali muncul setelah adanya proposal, dari Jepang dan Tiongkok yang siap membangun proyek ini. Pemerintah akan mengumumkan pemenang tender proyek ini pada 7 September 2015.
Darmaningtyas menjelaskan, pemerintah seharusnya fokus pada rencana pemerataan pembangunan infastruktur di Indonesia. Keputusan untuk membangun kereta super cepat Jakarta-Bandung disebut proyek yang tidak penting.
"Kami mendesak kepada Pemerintahan Jokowi-JK untuk fokus menyediakan infastruktur dan sarana transportasi luar Jawa," kata Darmaningtyas.
"Bukan hanya membangun kereta api dan pelabuhan-pelabuhan besar tetapi juga dermaga dan menyediakan perahu-perahu besar dan kecil agar mereka tinggal di pulau-pulau kecil atau perairan dapat melakukan mobilitas geografis dengan lancar," pungkasnya. (Septian/Ahm)