Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rasio elektrifikasi Indonesia masih kalah ketibang Singapura, Burnei Darussalam dan Malaysia, karena itu harus ada upaya untuk menggenjotnya.
Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, sampai 1 Juni 2015 lalu, rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 86,9 persen, sedangkan Singapura, Burnei Darussalam dan Malaysia sudah di atas 90 persen, karena itu pemerintah memasang target rasio elektrifikasi 97 persen pada 2019.
"Tapi kalau dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Brunei, jauh di atas 90. Atas dasar itu," kata Jarman, di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Jarman mengungkapkan, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut adalah dengan program kelistrikan35 ribu Mega Watt (MW). "35 ribu MW itu kebutuhan dalam rangka penuhi kebutuhan ekonomi dan elektrifikasi," tuturnya.
Ia menambahkan upaya lain untuk menggenjot rasio elektrifikasi adalah mengarahkan PT PLN (Persero) sebagai pelaksana pembangun infrastruktur jarangan kelistrikan. "PLN konsentrasi di transmisi. Ini backbone yang harus dibagun. Pembangkit harus disalurkan kepada masyarakat," tuturnya.
Sedangkan pembangunan pembangkit akan diserahkan ke pengembang pembangkit swasta (Independent Power Producer/IPP).
"Seperti yang dijabarkan, keliatan bahwa untuk tahun ini dan yang akan datang, mayoritas pembangkit akan dibangun oleh swasta. Alasannya, pembangkit itu butuh dana yang besar. Banyak di pembangkit karena itu di tawarkan. Pembangkit di swasta dan PLN jadi single buyer. PLN hanya bangun sebagian saja," pungkasnya. (Pew/Gdn)
Elektrifikasi RI Kalah dari Negara Tetangga, Ini Upaya Pemerintah
PT PLN (Persero) akan diarahkan sebagai pelaksana pembangun infrastruktur jarangan kelistrikan.
Advertisement