Sukses

Pertamina: Pungutan Operator Bandara Pengaruhi Harga Avtur

Bambang juga mengatakan siap menjelaskan komponen-komponen yang membentuk harga avtur yang kini dijual Pertamina.

 

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) siap buka-bukaan mengenai alasan harga avtur di Indonesia mahal. Pertamina menilai, harga avtur juga dipengaruhi biaya konsesi yang dipungut operator bandara.

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, biaya avtur tak hanya ditentukan dari Pertamina sebagai pemasok, tapi juga dipengaruhi biaya konsesi yang dikenakan oleh operator bandara.

"Pasti mempengengaruhi, pungutan biaya dari operator bandara," kata Bambang, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (13/9/2015).

Bambang juga mengatakan siap menjelaskan komponen-komponen yang membentuk harga avtur yang kini dijual Pertamina.

"Seharusnya seluruh fungsi terkait buka-bukaan untuk menurunkan harga tersebut termasuk mencabut subsidi silangnya," tuturnya.

Bambang mengungkapkan, Pertamina harus melayani avtur di seluruh Indonesia dan ada bandara yang konsumsinya avturnya masih rendah hal ini membuat Pertamina rugi dalam memasok avtur.

"Banyak lokasi-lokasi yang rugi karena volume penjualan masih kecil tetapi tetap harus ada," jelas Bambang.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengatakan penurunan harga tersebut akan mengikuti harga jual internasional yang saat ini dinilai lebih murah dibanding yang dijual oleh Pertamina.

"Pertamina sebagai pemasok avtur di bandara-bandara di Indonesia. (Sejauh ini) cuma satu ya, Pertamina saja, itu diminta untuk menurunkan atau membuat harga Avtur yang dijual kepada maskapai itu sesuai dengan harga internasional," ujar Jonan.

Sekadar informasi harga avtur yang dijual Pertamina untuk penerbangan internasional sebesar US$ 46,60 sen per liter, sementara untuk penerbangan domestik sekitar Rp 7.114,35 per liter atau setara US$ 51,4 sen per liter.  (Pew/Zul)