Liputan6.com, Jakarta - Besarnya potensi laut Indonesia menjadi ladang perburuan yang menggiurkan bagi kapal asing pencuri ikan. Mereka bahkan memiliki tempat persembunyian dari kejaran kapal patroli asal Indonesia.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Anti Illegal Fishing Mas Achmad Santosa mengakui sikap tegas pemerintah terhadap para pelaku pencuri ikan di perairan Indonesia telah membuat mereka ketar-ketir.
"Banyak yang nangkap ikan di perairan Arafura, tapi bongkar muat (transhipment) di Papua Nugini karena mereka tahu sekarang ini pemerintah Indonesia sangat galak. Ada sedikit terpantau langsung dikejar, mereka lalu lari ke Papua Nugini dan transhipment di sana," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, ditulis Senin (14/9/2015).
Advertisement
Selain lokasinya berdekatan, lanjut Achmad, kapal asing pencuri ikan ini bebas masuk perairan Papua Nugini karena berbendera ganda. Kaburnya para pencuri ikan ke negara tetangga membuat para petugas kesulitan karena sudah memasuki teritori negara lain.
"Untuk itu, kami akan bekerja sama dengan otoritas Papua Nugini. Penegakan hukum di Papua Nugini harus tegas seperti kita," terangnya.
Tak hanya Papua Nugini, negara lain yang juga akan diajak pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dalam pencegahan dan pemberantasan pencurian ikan yaitu Thailand, China, Malaysia, Vietnam dan Filipina.
"Jangan sampai kapal-kapal ini double register. Terdaftar di sini (Indonesia) tapi juga di Papua Nugini atau Thailand. Kerjasama dengan negara ASEAN, China dan Papua Nugini itu penting sekali dalam mencegah dan memberantas praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing," papar ini.(Ndw/Igw)
Â