Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, bebas visa merupakan cara ampuh untuk mendorong berkembangnya sektor pariwisata. Dengan pembebasan visa tersebut, maka wisatawan mancanegara (wisman) akan berbondong-bondong datang ke Indonesia.
"Bebas visa itu cara yang paling tepat untuk meningkatkan wisatawan. Karena dia terhubung dengan pelayanan. Bayangkan kalau orang datang ke suatu tempat harus mengurus visanya," kata dia, Jakarta, Senin (14/9/2015).
Sayangnya, lanjut Arief, jika dibanding negara  dalam satu kawasan, Indonesia masih tertinggal. Malaysia dan Thailand telah memberikan pembebasan visa kunjungan jauh lebih banyak dari Indonesia.
"Dulu yang bebas visa di Indonesia itu 15, di Malaysia itu 164, di Thailand itu 56 negara. Sehingga Indonesia kalah bersaing dari sisi pelayanan visa," tuturnya.
Oleh sebab itu, pemerintah pun kian rajin menggenjot pembebasan visa. Pada tahun ini, pemerintah manargetkan sekitar 90 negara bebas visa.
Hal tersebut untuk menggenjot jumlah wisatawan menjadi 20 juta wisman. Adapun, jumlah devisa yang diincar mencapai US$ 20 miliar.
"Oleh karena itu Pak Presiden menginstruksikan kita untuk memberikan bebas visa ke lebih negara. Kita sudah mulai 15, ditambah 30 jadi 45 negara dan akan ditambah sekitar 45 negara lagi menjadi 90 negara tahun ini," tandas dia.
Sebelumnya, menteri Koordinator Bidang Kemaratiman Rizal Ramli setuju untuk membebaskan visa kunjungan ke 47 negara. Langkah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman membebaskan visa untuk 47 negara ini sebagai salah satu langkah untuk mendorong pertumbuhan wisata di Indonesia.
Diharapkan, dengan pembebasan visa ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia. "Kenapa mesti lakukan ini? Karena ternyata bebas visa paling capat menambah wisatawan. Tidak perlu biaya dan hasil dari evaluasi memang lumayan. Untuk tahap pertama bebaskan 30 negara dampak 15 persen tumbuhnya, jauh di atas rata-rata," kata dia.Â
Beberapa negara yang mendapat pembebasan visa antara lain Vatikan dan San Marino.
Rizal melanjutkan, Langkah pembebasan visa ini diharapkan bisa memberikan efek berkelanjutan. Targetnya, jumlah wisatawan yang saat ini 10 juta orang menjadi 20 juta orang pada 5 tahun mendatang.
Selain itu, pembebasan visa tersebut juga diharapkan bisa menaikan jumlah pekerja di sektor pariwisata dari yang sebelumnya 3 juta orang menjadi 7 juta orang. "Devisanya juga bisa naik dari US$ 10 miliar jadi US$ 20 miliar," tambahnya.
Dia menuturkan, pemberian bebas visa ini akan berlangsung efektif pada Oktober 2015. Hal itu bertepatan dengan jatuhnya musim liburan akhir tahun.
"Tadinya ada usul bebas visa akan mulai efektif Januari tahun depan. Kami katakan tidak bisa, terlalu lama. Akan efektif Oktober memanfaatkan musim turis akhir tahun. Kalau Januari musim turis lewat," tandas dia. (Amd/Gdn)
Minim Bebas Visa Bikin Pariwisata RI Kalah Saing
Malaysia dan Thailand telah memberikan pembebasan visa kunjungan jauh lebih banyak dari Indonesia.
Advertisement