Sukses

Rizal Ramli Kritik RJ Lino yang Pasang Iklan Hingga Rp 12 Miliar

Pelindo II memasang iklan di media cetak nasional dengan tarif hingga Rp 12 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli aksi korporasi yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yang menghamburkan dana perusahaan dengan mengiklan di media massa nasional hingga 4 halaman penuh. Seharusnya, Pelindo II lebih bijak dalam menggunakan dana perusahaan.

Rizal menjelaskan, pemasangan iklan tersebut dilakukan semata-mata untuk menyerang balik dirinya karena telah mengkritik Pelindo II dan membongkar jalur rel kereta di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang telah tertutup beton selama bertahun-tahun sehingga membuat jalur distribusi kontainer terhambat.

"Tidak bisa lawan saya dia pasang iklan, RJ Lino pasang iklan empat halaman di media nasional senilai Rp 4 miliar, kemudian dia juga pasang di media lain nilainya Rp 8 miliar," ujarnya di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Jika ditotal untuk memang iklan di dua media tersebut dana perusahaan yang keluar mencapai Rp 12 miliar. 

Rizal pun mengkritik bos Pelindo II RJ Lino. Sebagai pemimpin perusahaan terlebih perusahaan milik negara, RJ Lino seharusnya tidak bisa semaunya mengeluarkan anggaran yang begitu besar untuk hal-hal yang dianggapnya tidak membawa manfaat bagi perusahaan.

"Dia begitu gampang pasang iklan sampai miliaran. Saya tidak mau ngeladenin yang begituan, norak," kata dia.

Rizal menyatakan, tindakan seperti ini menunjukan bahwa RJ Lino orang yang menggunakan kekuasaannya untuk hal-hal yang tidak berguna.

"Hanya untuk mempertahankan argumen yang belum tentu benar. Ini pemborosan yang luar biasa. Menunjukkan sikap semena-mena. Memang duit nenek moyangnya apa ini. Ini kan duit BUMN, jangan gitu lah," tandasnya.

Sebelumnya, Rizal Ramli geram melihat jalur kereta di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, ditutup dengan cor beton oleh operator Pelabuhan Pelindo II.

Rizal mengatakan, penutupan jalur kereta tersebut merupakan contoh ketidakefisienan. Pasalnya, jika jalur kereta yang dibangun sejak zaman Belanda tersebut aktif bisa membantu keluar masuk barang di pelabuhan. Untuk itu, dia menginstruksikan pembongkaran beton yang menutupi jalur kereta di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Sejak zaman Belanda Kereta ini, rel ini, untuk kereta barang masuk sampai pelabuhan," tuturnya.

Rizal mengungkapkan pembongkaran beton yang menutupi rel tersebut bertujuan untuk mengaktifkan kembali jalur kereta untuk memperlancar aktifitas bongkar muat.

Menurutnya, jika jalur kereta tersebut kembali aktif, akan mengurangi kepadatan lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai sepertiga.

"Padahal kalau bisa sepertiga kemacetan berkurang simpelkan sederhana ada pejabat bikin sulit reformasi mental ini kita buka Kereta bisa masuk maka sepertiga kemacetan pelabuhan berkurang dwelling time berkurang akibat ego sektoral sempit Pelindo," pungkasnya. (Dny/Gdn)