Sukses

Orang Miskin RI Bertambah Gara-gara Harga BBM Naik

BPS melaporkan jumlah penduduk miskin naik 860 ribu menjadi 28,59 juta orang.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin periode Maret 2015 mengalami kenaikan 860 ribu orang menjadi 28,59 juta jiwa baik di kota maupun di desa. Penyebab utamanya karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di periode akhir tahun lalu.   

Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, kenaikan jumlah orang miskin di Indonesia pada bulan ketiga 2015 dipicu oleh penyesuaian harga BBM pada periode November 2014 sebesar Rp 2.000 per liter.

"Ada kenaikan harga BBM di akhir 2014. Kenaikan harga ini menyebabkan harga-harga barang melambung di awal tahun 2015, sehingga menyebabkan peningkatan inflasi karena kebijakan tersebut," tegas dia di kantornya, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Menurut Suryamin, laju inflasi yang meningkat akan berdampak terhadap peningkatan garis kemiskinan. Apabila garis kemiskinan mengalami kenaikan tanpa diikuti penyesuaian pendapatan masyarakat, maka imbasnya jumlah penduduk miskin bisa bertambah.

"Karena pengeluaran atau belanja mereka jadi turun akibat harga-harga barang yang naik. Dampaknya jumlah penduduk miskin bertambah," ujar Suryamin.

Dari sisi komoditas yang berpengaruh terhadap garis kemiskinan, dijelaskan dia, beras mempunyai andil cukup besar dengan kontribusi 23,49 persen di kota dan 32,88 persen di desa. Disusul rokok kretek yang pengaruhnya 8,24 persen di kota dan 7,07 persen di desa.

"Rokok kretek tidak punya kalori, tapi tetap harus diitung ke pengeluaran," ujarnya.

Di samping itu ada daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, gula pasir, roti manis, tempe, tahu dan kopi. Sedangkan non makanan yang memberi sumbangan ke garis kemiskinan, meliputi, perumahan dengan pengaruh 9,52 persen di kota dan 6,64 persen di daerah, serta bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi dan angkutan.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah dan prosentase penduduk miskin selama periode September 2014-Maret 2015:

1. Selama kurun waktu tersebut terjadi inflasi sebesar 4,03 persen.
2. Secara nasional, rata-rata harga beras mengalami peningkatan sebesar 14,48 persen, yaitu dari Rp 11.433 per Kg pada September lalu menjadi Rp 13.089 per Kg di Maret ini.
3. Selama periode itu, selain beras harga eceran, beberapa komoditas bahan pokok naik seperti cabai rawit, gula pasir masing-masing 26,28 persen dan 1,92 persen.
4. Secara riil, rata-rata upah buruh tani per hari di bulan ketiga 2015 turun sebesar 1,34 persen dibanding September 2014 Rp 39.045 menjadi Rp 38.522.
5. Tingkat inflasi pedesaan periode ini sebesar 4,40 persen.

(Fik/Ndw)

Video Terkini