Liputan6.com, Jakarta - Kota Surabaya Jawa Timur memanfaatkan sampah sebagai sumber energi listrik penerangan taman. Hal tersebut merupakan upaya penanggulangan masalah sampah di kota tersebut.
Walikota Surabaya Jawa Timur Tri Rismaharini mengatakan, produksi sampah Surabaya telah mengalami penurunan dari 3.000 ton per hari menjadi 1.400 ton per hari.
"Jumlah penduduk naik tapi sampah turun kenapa?" kata Risma dalam sebuah diskusi Pemanfaatan Sampah Perkotaan Sebagai Sumber Energi, di Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Risma mengungkapkan berkurangnya sampah tersebut disebabkan pemanfaatan sampah dengan mengubahnya menjadi lebih berguna seperti pupuk kompos dan listrik.
"Memanfaatkan sampah sebagai sumber energi listrik penerangan taman Surabaya," tuturnya.
Ia menjelaskan, sampah pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) diolah dalam rumah kompos, menghasilkan gas untuk menggerakan turbin penghasil liistrik sebesar 6.000 watt.
"Kita jadikan listrik kecil-kecil listrik 6.000 watt untuk nerangi taman kami. Tidak bau kalau polanya benar. Jadi taman kota ada rumah komposnya," tuturnya.
Saat ini baru ada satu taman yang dilistriki oleh sampah, namun Risma berencana menambah dua taman pada tahun ini. Untuk melistriki taman dengan sampah Pemerintah Kota Surabaya merogoh kocek Rp 200 juta pertaman.
"Ini sudah ada satu, tahun ini kita buat dua. Taman Flora Bratang yang sudah beroperasi. Dua lagi di Wonorejo sama Jambangan. Jadi kecil-kecil gitu di TPS," tuturnya.
Ia menambahkan, saat ini juga sedang dilakukan pembangunan pembangkit listrik skala yang lebih besar berkapasitas 10 megawatt (MW). Pembangkit tersebut memanfaatkan sampah yang tedapat pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo.
"Jadi total rencananya 10 MW tapi yang sudah selesai 2 MW karena ini belum total. Rencananya sampai lima tahun progress fisik," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Walikota Risma Listriki Taman Surabaya dengan Sampah
Kota Surabaya memanfaatkan sampah sebagai sumber energi listrik penerangan taman.
Advertisement