Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ke-49, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diwakili Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengungkapkan tantangan cukup berat yang dihadapi Indonesia di bidang ekonomi dan tata kelola keadilan.
Mengutip pidato Presiden, Sofyan mengatakan, mewujudkan keadilan di Tanah Air selalu tersandung berbagai hambatan. Mulai dari praktik korupsi, orang-orang yang tega membakar lahan dan hutan sampai mafia.
"Sekarang ini kita sedang menghadapi tantangan ekonomi. Membangun tata kelola keadilan terhambat oleh mereka yang masuk suka korupsi, bakar-bakar lahan dan gaya mafia yang mencari keuntungan. Kita akan berikan hukuman sekeras-kerasnya untuk yang merusak negara," tegas Sofyan membacakan sambutan Presiden, Jakarta, Kamis (17/9/2015) malam.
Melawan para perusak ini, sambung Sofyan, pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri. Pemerintah membutuhkan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat demi menjaga keutuhan dan kesejahteraan bangsa.
Sementara itu, Ketua Presidium KAHMI Mahfud MD menambahkan, Indonesia sedang mengalami guncangan perekonomian cukup berat. Namun kondisi tersebut bukan murni kesalahan pemerintahan saat ini.
"Ini akumulasi perjalanan bangsa kita sejak reformasi. Kita yang ingin melakukan reformasi, kita dulu yang bersemangat reformasi tapi keadaan justru tidak lebih baik paska reformasi, karena kita reformasi dengan musang berbulu domba atau yang suka korupsi," tegas dia.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengimbau agar pemerintah, masyarakat, kalangan pelaku usaha dapat bekerja keras membalikkan kondisi tersebut sehingga Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang berdaulat.(Fik/Ndw)
Keadilan di RI Terganjal Korupsi Sampai Gaya Mafia Cari Untung
Mewujudkan keadilan di Indonesia selalu tersandung berbagai hambatan. Mulai praktik korupsi, orang yang tega membakar hutan sampai mafia.
Advertisement