Sukses

Harga Minyak Terpuruk Usai Keputusan The Fed

Keputusan The Fed mengindikasikan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global yang bisa menekan permintaan.

Liputan6.com, New York - Harga minyak ditutup melemah pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) usai Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memilih mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol.

Keputusan The Fed tersebut menekan dolar AS, mendukung pasar minyak. Melemahnya dolar AS sebenarnya membuat minyak yang diperdagangkan dalam dolar AS lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Namun, keputusan The Fed mengindikasikan memiliki kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, yang bisa menekan permintaan minyak.

Pasokan minyak global masih berlimpah, dan investor mengatakan produksi kemungkinan akan terus melebihi konsumsi hingga akhir tahun ini.

Harga minyak AS jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober turun US$ 25 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 46,9 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak jenis Brent, patokan global, turun US$ 67 sen atau 1,3 persen menjadi US$ 49,08 per barel di ICE Futures Europe.

"Sejumlah orang yang berpikir The Fed akan menaikkan suku bunga, dan ketika tidak mendapatkannya, mereka memutuskan melakukan aksi jual," katanya.

The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol pada Kamis (17/9/2015). Keputusan ini diambil karena The Fed memperhitungkan dampak kondisi keuangan yang ketat dan perlambatan ekonomi global ke perekonomian Negeri Paman Sam tersebut.

"Perkembangan ekonomi dan keuangan global terbaru dapat menahan kegiatan ekonomi AS dan cenderung memberikan tekanan lebih lanjut ke inflasi dalam waktu dekat," kata The Fed dalam sebuah pernyataan usai Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menggelar pertemuan dua hari.

The Fed masih berencana untuk menaikkan suku tahun ini, menurut proyeksi ekonomi terbaru yang diterbitkan pada hari Kamis. Sekitar 13 dari 17 anggota komite memperkirakan Bank Sentral AS akan menaikkan suku setidaknya 25 basis poin.

Sedangkan enam anggota komite memprediksi angka kenaikan suku bunga akan lebih besar. Komite pengambil kebijakan dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada Oktober dan Desember 2015. (Ndw/Igw)

 

Video Terkini