Sukses

Jelang Idul Adha, Pedagang Tak Berani Naikkan Harga Daging Sapi

Pedagang daging sapi harus siap menanggung kerugian dengan harga jual Rp 100 ribu per kg.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga karkas sapi dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) mengalami kenaikan Rp 1.000-Rp 2.000 per kilogram (kg). Namun pedagang di pasar Senen, Jakarta Pusat tak berani naikkan harga jual daging sapi karena takut pembeli kabur.

Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Senen, Furqon (38) asal Jakarta mengungkapkan, pengusaha RPH menaikkan harga jual karkas dari Rp 80 ribu menjadi Rp 81 ribu-Rp 82 ribu per kg. Kenaikan itu terjadi sejak sepekan terakhir ini.

"Tapi kami masih menjual daging sapi seharga Rp 100 ribu-Rp 110 ribu setiap kilonya. Harganya tidak naik, takut pembeli kabur karena daya beli lagi turun," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Furqon mengaku bahwa pedagang daging sapi harus siap menanggung kerugian dengan harga jual Rp 100 ribu per kg. Selisih harga antara RPH dan penjualan daging sapi di pasar Rp 20 ribu per kg, dikatakannya bukan sebagai keuntungan.

"Ini yang orang lain tidak mengerti. Kami kan beli dari RPH masih dalam bentuk karkas, belum dipisahkan dari tulang, jeroan dan sebagainya. Kami beli gelondongan. Katakanlah tulang tidak bisa jadi uang, maka jual daging Rp 100 ribu masih rugi. Belum lagi biaya transportasi dan lainnya," terang dia.

Dirinya menyebut, harga jual daging sapi yang menguntungkan buat pedagang berkisar Rp 110 ribu-Rp 120 ribu. "Kalau lagi dapat sapi cakep, bisa deh jual dengan harga Rp 110 ribu. Tapi kalau lagi jelek, jebol. Rugi bisa sampai Rp 3 juta-Rp 4 juta," terang Furqon.

Saat ini, Furqon mengeluhkan turunnya penjualan daging sapi di pasar tradisional. Kondisi tersebut berpengaruh pada omzet yang anjlok hingga separuhnya. Dia mengatakan, dari biasanya bisa menjual tiga ekor sapi atau 900 Kg daging sapi, sekarang hanya dua ekor sapi.

"Omzet turun dari Rp 30 juta-Rp 40 juta menjadi Rp 20 juta saja. Tapi pedagang daging mah pemberani, kalau sudah rugi ya sudah, mau diapakan lagi. Rugi kan tidak setiap hari," tutup Furqon mengakhiri perbincangan. (Fik/Ndw)