Sukses

Harga Minyak Terpuruk Dibayangi Melemahnya Permintaan

Penurunan harga terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek permintaan energi.

Liputan6.com, New York - [Harga minyak](2320352 "") turun hampir 5 persen pada hari Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah perusahaan energi Amerika Serikat (AS) memangkas jumlah rig minyak dalam tiga pekan berturut-turut. Hal ini menjadi tanda terbaru yang menunjukkan melemahnya harga minyak membuat para pengebor minyak menahan aktivitas produksi.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (19/9/2015), penurunan harga terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek permintaan energi. Bank Sentral AS atau The Fed memperingatkan kesehatan ekonomi global sementara produsen minyak mentah terbesar di dunia akan terus memompa pada tingkat tinggi sehingga stok akan semakin melimpah.

Pengebor minyak di AS mengurangi delapan rig dalam pekan yang berakhir 18 September, sehingga total rig saat ini sekitar 644, setelah berkurang 23 rig selama dua minggu sebelum, menurut laporan perusahaan jasa minyak Baker Hughes Inc.

Harga minyak mentah AS jenis West Intermediate (WTI) turun 4,7 persen menjadi US$ 44,68 per barel. Minyak mentah Brent turun US$ 1,8 atau sekitar 4 persen menjadi US$ 47 per barel

Menanggapi penurunan harga, produksi minyak AS telah menurun selama beberapa minggu terakhir menjadi sekitar 9,1 juta barel per hari (bph) pada pekan lalu dari rata-rata 9,6 juta bph dari akhir Mei sampai pertengahan Juli, tertinggi sejak awal 1970-an, menurut data pemerintah.

"Hitungan rig saat ini menunjuk ke produksi AS menurun antara kuartal II 2015 dan kuartal IV sekitar 250 ribu bph," ungkap analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Pengurangan produksi minyak terjadi sebulan setelah perusahaan energi AS memangkas pengeluaran, memotong ribuan pekerjaan serta memangkas 60 persen dari rekor 1.609 rig minyak yang aktif di Oktober 2014 karena harga runtuh dari US$ 107 per barel pada Juni 2014 menjadi di bawah US$ 44 pada bulan Januari 2015. (Ndw/Igw)