Sukses

Produksi Menurun Picu Harga Minyak Melonjak 4%

Pelaku pasar khawatir harga minyak rendah memicu produsen mulai mengurangi produksi minyak. Sentimen itu membuat harga minyak naik 4%.

Liputan6.com, New York - Mengawali pekan ini, harga minyak dunia menguat seiring harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) naik lebih dari empat persen. Hal itu dipicu dari sinyal stok minyak AS menurun. Kurangnya pengeboran dapat mengurangi produksi minyak.

Harga minyak jenis Brent naik tiga persen atau US$ 1,45 menjadi US$ 48,92. Sedangkan harga minyak acuan AS naik 4,5 persen atau sekitar US$ 2 menjadi US$ 46,68 per barel.

Mengutip Marketwatch, Selasa (22/9/2015), pelaku pasar khawatir kalau harga minyak rendah dapat menarik produksi AS secara signifikan terutama bahan bakar. Laporan Wood Mackenzie menyebutkan, proyek minyak dan gas alam senilai US$ 1,5 triliun berisiko lantaran harga minyak dunia jatuh sekitar 50 persen sejak musim panas lalu.

Analis Clipper Data Matt Smith menuturkan kenaikan harga minyak di awal pekan ini dipicu dari kekhawatiran produksi menurun ditambah perusahaan minyak sarat utang. Hal itu juga menimbulkan risiko di sisi lain karena tekanan terus berlanjut pada beberapa bulan mendatang. Investasi lebih rendah dan faktor kinerja keuangan mempengaruhi harga minyak acuan AS.

"Namun pelaku pasar global tetap melihat kalau masih terjadi kelebihan pasokan hingga musim gugur. Saat itu juga sedang musim pemeliharaan kilang minyak," kata Smith.

Pada pekan lalu, lembaga informasi administrasi energi AS juga melaporkan kalau terjadi penurunan pasokan minyak mentah bersamaan dengan penurunan produksi minyak dalam negeri."Sementara banyak pelaku pasar masih terfokus pada kelebihan pasokan minyak. Kami mulai melihat kalau produksi di AS dan produsen lain sudah mulai jatuh misalkan dari negara produsen minyak OPEC," ujar Phil Flynn, Analis Price Futures Group. (Ahm/Igw)