Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menganggap pelemahan nilai tukar rupiah hingga nyaris ambruk ke level 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS) bukan karena faktor domestik, melainkan karena spekulasi kenaikan tingkat suku bunga The Fed.
"Saya tidak melihat ada faktor khusus dari domestik. Nanti kita bicara dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengetahui itu," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Rabu (23/9/2015).
Menurut data Bloomberg, rupiah kemarin sempat menyentuh level 14.655 per dolar AS. Bahkan kurs jual di beberapa bank besar sudah menyentuh angka 14.700 per dolar AS.
Artikel mengenai nilai tukar rupiah menjadi artikel yang banyak dicari oleh pembaca. Selain itu masih ada beberapa berita lain yang juga dipilih oleh pembaca.
Lengkapnya, berikut 5 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (24/9/2015):
1. Ini Penyebab Rupiah Ambruk Nyaris 14.700 per Dolar AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjelaskan, penyebab terpuruknya kurs rupiah hingga ke level 14.655 per dolar AS, karena penguatan spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS dari pelaku pasar, termasuk spekulasi pertumbuhan ekonomi China.
"Harga komoditas kan turun lagi, pelaku pasar mulai berspekulasi mengenai seperti apa ekonomi China sebenarnya. Itu semua ada kaitannya dan itu membuat spekulasi agak menguat. Sebetulnya kan kita berharap spekulasi mereda setelah The Fed tidak jadi mengumumkan tingkat bunga," jelasnya.
2. Ingin Jadi Pengusaha Sukses? Hindari 5 Hal Ini
Menjadi seorang pengusaha dan mampu menjalankan bisnis yang Anda inginkan memang sangat membanggakan. Apalagi kalau bisnis yang Anda jalani tersebut mampu sukses besar dan memberikan keuntungan berlimpah.
Namun, meraih kesuksesan di dunia wirausaha tidaklah mudah; perlu ketekunan, kedisiplinan, serta kerja ekstra demi menggapai hasil yang diharapkan.
3. Rupiah Terus Melemah, Indonesia Masuk Krisis?
Kondisi perekonomian Indonesia semakin sulit, ditandai dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang nyaris menyentuh 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS). Dengan situasi seperti itu, Indonesia diperkirakan cepat atau lambat akan dilanda badai krisis keuangan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Anwar Nasution mengungkapkan, terjadi pelarian modal asing (capital outflow) besar-besaran saat ini. Sementara kinerja ekspor sebagai sumber devisa negara terus merosot.
4. Dolar Sentuh Rp 14.655, Pasar Kehilangan Katalis Positif
Nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan Rabu (23/9/2015). Penyebab utama pelemahan rupiah ini adalah penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, rupiah melemah juga karena adanya penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia olehAsian Development Bank (ADB).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka pada level 14.597 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di level 14.552 per dolar AS.
5. Buruh Tolak Formula Kenaikan Upah Versi Pemerintah
Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak langkah pemerintah menyusun formula khusus kenaikan upah setiap tahun untuk menghindari gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Formula penyesuaian upah sesuai inflasi ditambah alfa Produk Domestik Bruto (PDB).
Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, di tengah turunnya daya beli buruh akibat pelemahan kurs rupiah dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada November lalu, pemerintah seharusnya melindungi kaum buruh bukan malah memiskinkan mereka dengan penetapan formula upah tersebut. (Gdn/Zul)
Top 5 Bisnis: Rupiah Terkapar Jadi Terpopuler
Berikut 5 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (24/9/2015):
Advertisement