Sukses

Sentimen The Fed Seret Rupiah Sentuh ke Level 14.738 per Dolar AS

Spekulasi kenaikan suku bunga dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini masih membayangi laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Hal itu dipicu menguatnya ekpektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (28/9/2015), nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 14.738 per dolar AS pada pukul 10.05 WIB. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.661-14.757 per dolar AS. Rupiah sempat dibuka menguat 28 poin ke level 14.665 per dolar AS pada Senin pekan ini dari penutupan Jumat 25 September 2015 di kisaran 14.693 per dolar AS

Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah tipis menjadi 14.696 per dolar AS pada Senin pekan ini dari perdagangan Jumat 25 September 2015  yang berada di level 14.690 per dolar AS.

Head of Reseach and Analysis Divison PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menuturkan, pelemahan rupiah masih tertekan ekpektasi kenaikan suku bunga AS.

"Jumat kemarin data produk domestik bruto (PDB) kuartal 2 AS dirilis cukup bagus, melebihi ekspektasi. 3,9 persen Vs 3,7 persen. Ini mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini. Selain Itu Janet Yellen dalam pidatonya pada Jumat dini hari juga masih membuka peluang kenaikan suku bunga di akhir tahun," ujar Ariston saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.

Ariston juga mengatakan, data-data ekonomi Indonesia masih belum cukup bagus, sehingga belum ada yang menopang penguatan rupiah terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari senin ini Ariston memperkirakan rupiah bergerak pada kisaran level 14.680 hingga 14.800 per dolar AS.

Sebelumnya, pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bank sentral AS berada di jalurnya untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Meskipun demikian, ia mengakui  "kejutan" ekonomi dapat menyebabkan mereka mengubah rencana tersebut.

"Sebagian besar peserta FOMC, termasuk saya sendiri, saat ini mengantisipasi untuk mencapai kondisi ini, kemungkinan akan menaikan suku bunga akhir tahun ini, setelah itu diikuti oleh kecepatan bertahap pengetatan," kata Yellen dalam pidatonya Kamis 24 September 2015 di Amherst, Massachusetts.

"Tapi jika perekonomian mengejutkan kita, maka penilaian tentang kebijakan moneter yang tepat akan berubah," tambah Yellen. (Ilh/Ahm)

 

 

 

Video Terkini