Sukses

Harga Premium Masih di Bawah Nilai Keekonomian

Karena harga Premium masih di bawah nilai keekonomian, Pertamina harus menanggung rugi.

 

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium yang saat ini di angka Rp 7.400 per liter masih di bawah harga keekonomian. Padahal, harga minyak dunia telah turun lebih dari 50 persen. 

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini harga jual Premium masih kurang sekitar 2 persen dari dana yang perseroan keluarkan untuk memproduksi atau membeli Premium. 

"Dalam posisi sekarang untuk Premium masih kurang sekitar 2 persen dari nilai keekonomian," kata Dwi, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (28/9/2015).

Artinya, karena harga masih di bawah nilai keekonomian, Pertamina masih harus menanggung rugi. Oleh sebab itu, perusahaan akan melakukan pembicaraan dengan Pemerintah terkait masih belum menutupinya harga Premium tersebut.

"Tentu saja kami akan diskusi dengan pemerintah mengenai masalah harga. Posisi premium kita masih 2 persen minus dari nilai keekonomian sesuai dengan formula yang disepakati," tuturnya.

Sebelumnya, Pertamina mencatat peningkatan kerugian atas penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai Agustus 2015 mencapai Rp 15 triliun kerugian tersebut meningkat dari Rp 12 triliun pada Juli 2015.

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, meski harga minyak dunia mengalami penurunan tetap harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum mencapai nilai keekonomian, karena BBM yang dibeli pertamina saat harga minyak masih tinggi.

Menurut Wianda, saat ini Pertamina masih mengalami kerugian atas harga beli minyak yang lebih tinggi ketimbang harga jual BBM yang lebih rendah, berdasarkan pencatatan Pertamina keruguian mencapai Rp 15 triliun pada Agustus 2015.

" Total sampai Agustus sekitar Rp 15 triliun. Untuk BBM saja dan khusus penugasan," tutup Wianda. (Pew/Gdn)

Video Terkini