Liputan6.com, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri mengungkapkan beberapa sektor paling terdampak akibat gejolak ekonomi. Sektor paling terkena dampak adalah indusri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan sektor komoditas.‎
"Di sektor migas (minyak dan gas) itu batu bara, terus di garmen (pakaian jadi), konveksi. Itu salah satu yang tertekan. Terutama yang padat karya ya," kata Hanif usai ratas di kantor presiden Komplek Istana Negara, yang ditulis Selasa (29/9/2015).
Hanif mengungkapkan, alasan para perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena faktor bahan baku impor yang mahal. Mahalnya bahan baku disebabkan dolar AS yang menguat terhadap rupiah hingga turunnya harga komoditas yang selama ini jadi andalan ekonomi Indonesia.‎
Advertisement
"Dengan situasi sekarang ini mereka tidak ‎kekejar sehingga target dikurangi. Makanya produksi dikurangi, akhirnya begitu. Kalau batu bara karena harga relatif turun," kata Hanif.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus mendorong dan memberikan insentif agar dunia usaha bisa terus bergerak, bisa terus berkembang dalam situasi ekonomi sulit. Pihaknya pun tak bisa memprediksi soal potensi tambahan PHK. Hingga akhir Agustus yang tercatat kena PHK mencapai 26.000 orang. ‎
"Makanya,‎ itu masuk ke paket kebijakan deregulasi yang pertama, termasuk kemudahan usaha, investasi," ujar Hanif.
‎‎Lalu, apakah tersebut akan terus meningkat? Hanif mengaku tidak mau berspekulasi. Yang terpenting menurut Hanif, saat ini pemerintah terus berupaya m‎endorong dan memberikan insentif agar dunia usaha bisa terus bergerak dan berkembang dalam situasi sesulit apapun.‎"Saya tidak mau spekulasi soal itu. Makanya,‎ itu masuk ke paket kebijakan deregulasi yang pertama, termasuk kemudahan usaha, investasi," tegas Hanif Dhakiri. ‎ (Luqman R/Ahm)