Sukses

Paket Kebijakan Jilid II Sedikit Namun Nendang

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I lebih mengutamakan kuantitas sehingga substansi kurang dikomunikasikan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II pada Selasa (29/9/2015) pukul 16.30 WIB. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan paket kebijakan tersebut berbeda dengan paket kebijakan sebelumnya. Paket Kebijakan Jilid II tidak terlalu banyak, namun akan lebih dirasakan pengaruhnya oleh para pelaku usaha.

"Presiden ingin paket kebijakan tidak usah terlalu banyak. Kalau kemarin itu terlalu banyak sehingga masyarakat dan pelaku usaha menangkapnya kerepotan. Sekarang ini gak usah terlalu banyak, tapi nendang. Ini pengen yang pendek dan nendang," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (28/9/2015).

Pramono menjelaskan paket kebijakan akan lebih memuat mengenai langkah antisipasi persoalan kenetagakerjaan, aturan-aturan yang mempermudah investasi masuk ke Indonesia. I pun menyebut paket kebijakan yang akan disampaikan lebih ramah dan dan mudah dipahami oleh masyarakat.

"Bagaimana bisa antisipasi persoalan ketenagakerjaan. Kedua, ini akan lebih friendly, lebih ramah, lebih gampang. Karena pengalaman Presiden ke Timur Tengah, perizinan disana bisa pendek, Presiden ingin betul misalnya izin electric city, pengembangan kawasan industri," ujarnya.

Presiden, kata Pramono menginginkan agar dilakukan langkah terbosan dalam hal perjinanan. Hal tersebut, dianggap oleh Presiden masih menjadi kendalam yang cukup besar bagi investasi di Indonesia. "Dimulai dari prosedur waktu perizinan sangat lama. ‎Presiden ingin gak berhari-hari, katakanlah sehari dua hari," pungkasnya. ‎

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menambahkan, dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I, pemerintah lebih mengutamakan jumlah. Ada ratusan aturan yang akan dideregulasi pada paket tersebut yang akhirnya fokus pemerintah lebih kepada angka dan bukan aksi yang harus dilakukan.

Dengan kata lain, dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I lebih mengutamakan kuantitas sehingga substansi yang sebenarnya cukup penting kurang dikomunikasikan kepada pelaku pasar.

“Jadi kebijakan yang ditempuh akhirnya, berdasarkan arahan Pak Presiden, kami tak perlu banyak-banyak tetapi yang penting adalah nendang,” jelas Darmin saat konferensi pers Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II di istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II ini, pemerintah lebih mengutamakan kualitas atau dengan kata lain mengunggulkan layanan. “Jadi c‎epat untuk investasi. Dalam paket ini, izin investasi untuk industri tidak lagi membutuhkan waktu lama,” tambahnya.

(Luqman Rimadi/Gdn)